Sidang kasus pemerkosaan oleh pemimpin oposisi Senegal dilanjutkan

Sidang kasus pemerkosaan oleh pemimpin oposisi Senegal dilanjutkan

wargasipil.com – Sidang kasus pemerkosaan yang tertunda terhadap pemimpin oposisi Senegal Ousmane Sonko dilanjutkan di Ibu Kota Dakar pada Selasa, saat partainya menyerukan “perlawanan” dan penutupan secara nasional.

Pasukan keamanan berpatroli di persimpangan jalan dan memberlakukan larangan sementara terhadap sepeda motor saat kota itu bersiap menghadapi aksi protes lainnya.

Rentetan aksi itu berkobar secara sporadis sejak Sonko pertama kali ditahan atas kasus tersebut pada 2021.

Sonko dituduh melakukan kekerasan seksual dan memberi ancaman pembunuhan kepada seorang wanita pekerja panti pijat.

Putusan bersalah dapat menggugurkan niatnya untuk maju kembali pada pemilihan presiden tahun depan.

Niat tersebut juga sudah terancam terhadang oleh hukuman penjara yang ditangguhkan baru-baru ini dalam kasus pencemaran nama baik, yang telah ia mintakan banding.

Sonko membantah semua kesalahan yang dituduhkan padanya dan mengatakan sidang tersebut bermotifkan politik. Pemerintah menolak tuduhan tersebut.

Kasus pemerkosaan itu dibuka pada 16 Mei namun kemudian ditunda selama satu minggu setelah pengacaranya mengatakan butuh lebih banyak waktu.

Pemimpin oposisi itu tidak hadir di pengadilan pada Selasa. Sebelumnya pada bulan ini, ia mengatakan tidak lagi mematuhi panggilan pengadilan atau bersikap kooperatif dengan otoritas kehakiman kecuali keamanannya terjamin.

Sang korban yang juga pemilik panti pijat, Khady Ndiayehadir pada Selasa di pengadilan untuk memberikan kesaksian.

Pengacara Sonko meminta penundaan lagi dan mengatakan dia tidak dipanggil ke pengadilan dengan cara yang seharusnya.

Ketidakhadirannya membuat pengacara tidak bisa berbicara untuknya dan berarti ia tidak bisa mengajukan banding jika dinyatakan bersalah, kata pengacara Assane Dioma Ndiayelewat panggilan telepon.

Sebelumnya, Sonko dan partainya telah mendorong pendukungnya untuk turun ke jalan pada hari persidangan.

Beberapa kelompok massa menjadi gaduh, menyerang supermarket, dan stasiun pengisian bahan bakar. Mereka juga bentrok dengan polisi anti huru-hara, yang menggunakan gas air mata.

Sonko telah menjadi wajah dari kekecewaan memburukterhadap Presiden Macky Sall, yang dituduh semakin represif dan gagal meningkatkan taraf hidup sejak memimpin pada 2012. Pemerintahannya membantah itu.

Kemarahan telah berkobar karena rumor Sall akan menggunakan konstitusi baru yang diterapkan pada 2016 untuk melewati batas jabatan presiden.

Ia juga diduga akan maju pada pemilihan presiden untuk masa jabatan ketiga pada Februari mendatang. Dia belum mengonfirmasi atau membantah kabar itu.

Sumber: Reuters

Trofi Piala Dunia FIFA tiba di Senegal