WargaSipil.com – Maulid Mabi sudah menjadi tradisi bagi umat Islam dan menjadi budaya yang rutin dirayakan oleh masyarakat muslim di tanah air di berbagai daerah. Maulid Nabi dirayakan untuk memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad, Rasul paripurna yang diyakini sebagai penutup kenabian bagi umat Islam.
Berdasarkan keputusan yang dikeluarkan Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LF PBNU) dengan Nomor: 029/LF–PBNU/IX/2022, menyatakan bahwa 1 Rabiul Awal 1444 H jatuh pada Selasa, 27 September 2022. Dengan demikian, maka Maulid Nabi yang jatuh pada 12 Rabiul Awal jatuh tepat pada hari ini, Sabtu (8/10).
Maulid Nabi dalam konteks masyarakat modern sejatinya bukan lah masalah yang harus diperdebatkan. Sebab saat ini jama’ dilakukan ulang tahun pada setiap hari kelahiran orang-orang. Sementara Maulid Nabi merupakan perayaan atas ultah Sang Baginda. Nabi yang sangat mencintai umatnya melebihi kecintaannya pada dirinya sendiri.
Dilansir dari Nu Online, Maulid Nabi mulai dirayakan oleh umat Islam di seluruh dunia sejak masa Salahuddin al Ayyubi (1193). Dia merupakan penggagas Maulid Nabi dan kala itu sempat mengadakan sayembara untuk penulisan sejarah Nabi. Kompetisi ini terbukti berhasil. Yang keluar sebagai pemenangnya adalah Syeikh Al-Barzanji. Sejak saat itulah Maulid Nabi menjadi tradisi tahunan yang dirayakan oleh banyak orang dari berbagai belahan dunia.
Para ulama di kalangan Ahlussunnah WalJamaah sepakat menyatakan, bahwa hukum Maulid Nabi adalah sunnah sebagai bentuk kecintaan umatnya kepada Baginda Rasul. Terdapat sejumlah alasan yang melatarbelakangi hukum sunnahnya Maulid Nabi, berdasarkan kitab Syarh Maulid ad-Diba’i karya Sayyid Muhammad al-Maliki Sayyid Muhammad al-Maliki, seperti dilansir dari NU Online.
Pertama, merayakan Maulid Nabi sebagai ekspresi kebahagiaan atas lahirnya Nabi Muhammad. Dalam sebuah riwayat dinyatakan bahwa Abu Lahab, paman Nabi Muhammad yang menentangnya diringankan siksanya di neraka lantaran bergembira atas kelahiran Nabi sampai dia memerdekakan budak bernama Tsuwaib.
Kedua, Nabi Muhammad banyak berpuasa di hari Senin sebagai ungkapan rasa syukur atas hari kelahirannya, seperti dinyatakan dalam sebuah hadist. Diketahui, Nabi Muhammad lahir pada hari Senin.
عن أبي قتادة الأنصاري رضي الله عنه أن رسول الله صلى الله عليه و سلم سئل عن صوم الاثنين ؟ فقال فيه ولدت وفيه أنزل علي
Artinya: Diriwayatkan dari Abu Qatadah al-Anshari bahwa suatu ketika Rasulullah ditanyai mengenai kebiasaannya berpuasa di hari Senin. Rasulullah pun bersabda,” Di hari Senin-lah aku dilahirkan dan di hari Senin-lah diturunkan (Al-Qur’an) kepadaku” (HR Muslim).
Ketiga, Nabi Muhammad adalah rahmat bagi semesta. Karunia terbesar yang dikirimkan Tuhan kepada umat manusia adalah diturunkannya Rasulullah sebagai penerang dari alam kegelapan menuju cahaya di bawah petunjuk Alquran dan hadist. Merayakan Maulid Nabi selain sebagai ungkapan bahagia dan wujud cinta kepada Rasulullah, juga sebagai ungkapan rasa syukur syukur atas lahirnya Sang Rasul.
Keempat, perayaan Maulid Nabi menjadi momentum untuk mencari tahu sejarah Nabi Muhammad. Mulai dari kelahiran, budi pekerti, kemuliaan hingga mukjizat yang diberikan Allah kepada Nabi. Dengan mengenali Nabi secara lebih dalam, tentu saja akan lebih membuat rasa cinta dan keimanan kita sebagai umat Islam bakal lebih mantap.
—————————————————-
”Artikel ini bersumber sekaligus hak milik dari website www.jawapos.com. Situs Wargasipil.com adalah media online yang mengumpulkan informasi dari berbagai sumber terpercaya dan menyajikannya dalam satu portal berita online (website aggregator berita). Seluruh informasi yang ditampilkan adalah tanggung jawab penulis (sumber), situs Wargasipil.com tidak mengubah sedikitpun informasi dari sumber.”