Prediksi Skenario Putri Candrawathi, Pakar Psikologi Forensik: Tragisnya..

Prediksi Skenario Putri Candrawathi, Pakar Psikologi Forensik: Tragisnya..

wargasipil.com – Pakar Psikologi Forensik, Reza Indragiri Amriel menganggap terdapat sejumlah kejanggalan dalam klaim Putri Candrawathi terkait tudingan pelecehan seksual yang dilakukan oleh Brigadir J .

Reza menaruh curiga lantaran beberapa saat setelah kasus dugaan pemerkosaan itu terjadi, Putri Candrawathi justru memanggil Yoshua Hutabarat untuk berbicara secara empat mata.

Hal ini merujuk pada pernyataan Ricky Rizal yang mengaku sempat disuruh Putri memanggil Brigadir J di depan rumah.

Setelah itu, kabarnya terjadi perbincangan antara istri Ferdy Sambo dan Brigadir J di dalam kamar.

“Saksi Putri Candrawathi dan korban Nofriansyah Yoshua Hutabarat berdua berada di dalam kamar pribadi saksi Putri Candrawathi sekira 15 (lima belas) menit lamanya, setelah itu korban Nofriansyah Yoshua Hutabarat keluar dari kamar, selanjutnya saksi Kuat Ma’ruf mendesak saksi Putri Candrawathi untuk melapor kepada terdakwa Ferdy Sambo dengan berkata: ‘Ibu harus lapor Bapak, biar di rumah ini tidak ada duri dalam rumah tangga Ibu’, meskipun saat itu saksi Kuat Ma’ruf masih belum mengetahui secara pasti kejadian yang sebenarnya,” kata dakwaan jaksa.

Hemat Reza, seorang korban pelecehan seksual secara alami tak bisa langsung berhadapan dengan pelaku begitu saja.

Ada beberapa tahap yang dilalui korban untuk sembuh dari trauma pelecehan seksual .

Tahap yang dimaksud yakni dimulai dari mengatasi rasa takut, kemudian memulihkan ingatan, barulah memungkinkan dapat berinteraksi kembali dengan pelaku (reconnecting to others).

“Secepat itukah PC bisa langsung pulih melompat ke fase ketiga? dan reconnecting to others itu adalah berinteraksi kembali dengan orang yang dia sebut telah menjahatinya secara seksual beberapa menit sebelumnya,” ujar Reza.

Oleh karena itu, Pakar Psikologi Forensik ini menilai pertemuan 15 menit antara Brigadir J dan Putri Candrawathi tidak masuk akal.

Reza berspekulasi percakapan antara keduanya tidak setara, atau ada satu pihak yang mengendalikan pihak lain.

Dia menduga Putri Candrawathi menyusun skenario untuk menyelamatkan diri dengan menciptakan relabelling atau tuduhan (narasi) palsu (false accusation) soal apa yang dilakukan Brigadir J , lantaran kondisi di rumah Magelang saat itu kadung geger.

“Dalam obrolan yang diwarnai relasi kuasa semacam itu, didiktekanlah skenario untuk menutup-nutupi apa yang telah terjadi. Skenario itu yang terwakili oleh perkataan Y ( Brigadir J ) saat dia dipanggil FS, ‘Kenapa, Pak? Ada apa Pak?” ucap Reza.

Dari dugaan relabelling itu, Sambo disebut-sebut dikuasai emosi hingga akhirnya gelap mata menghabisi sang ajudan.

“Tragisnya, relabelling itu lantas ditelan bulat-bulat oleh FS. Pengalaman investigasinya selaku anggota Polri tak berfungsi. Relasi kuasa akhirnya makan korban, Y kehilangan nyawa,” katanya.

Meski begitu sebelumnya, Putri Candrawathi telah meyakinkan Majelis Hakim bila isu pelecehan seksual di Magelang benar adanya.

Bahkan istri Ferdy Sambo itu tak kuasa menahan tangis saat kembali ungkit kasus dugaan pemerkosaan yang dialaminya beberapa waktu lalu.

“Mohon maaf, Yang Mulia, mohon izin, yang terjadi adalah memang Yosua melakukan kekerasan seksual, pengancaman, dan juga penganiayaan, dan membanting saya tiga kali ke bawah, itu yang benar-benar terjadi,” kata Putri dalam isaknya, di PN Jaksel, Senin, 12 Desember 2022.***