Warga Sipil – Hasil survei Polmatrix yang dilakukan pada 15 hingga 21 Juli 2023 menunjukkan bahwa sebanyak 81,4 persen responden merasa puas dengan kepemimpinan Presiden RI Joko Widodo yang terus mengalami peningkatan sepanjang paruh awal 2023.
Direktur Eksekutif Polmatrix Indonesia Dendik Rulianto menjelaskan pada kalangan yang menyatakan puas, sebanyak 8,6 persen di antaranya bahkan merasa sangat puas, sementara 16,9 persen menyatakan tidak puas, 1,0 persen sangat tidak puas, dan sisanya 1,7 persen menyatakan tidak tahu atau tidak jawab.
“Tingginya tingkat kepuasan publik menjelang berakhirnya masa pemerintahan Jokowi periode kedua menjadi fenomena yang belum pernah terjadi sebelumnya,” ujar Dendik dalam keterangannyadi Jakarta, Selasa.
Ia menilai Presiden Jokowi berhasil menyampaikan program dan kebijakan yang berbuah pada kepuasan publik yang sangat tinggi. Namun, karena batasan konstitusi yang mengamanatkan periodisasi jabatan presiden, Jokowi harus berhenti usai Pemilu 2024.
Menurut Dendik, tingginya tingkat kepuasan publik menyiratkan tingginya pula harapan terhadap kepemimpinan nasional selanjutnya karena publik menginginkan capres-cawapres yang bisa melanjutkan program-program Jokowi, alih-alih mengubah arah kemajuan yang telah dicapai.
“Tingginya tingkat kepuasan publik mencapai 81,4 persen menunjukkan bahwa publik menginginkan capres yang dapat melanjutkan program-program Jokowi,” tambahnya.
Koreksi dan perbaikan tentu saja mungkin dilakukan, tetapi publik menilai kepemimpinan Presiden Jokowi telah berada pada jalur yang tepat. Tidak hanya itu, tingkat kepuasan publik terhadap Jokowi mencapai rekor tertinggisetelah beberapa waktu sebelumnya menembus batas psikologis di atas 80 persen.
“Tingkat kepuasan tersebut bergerak naik secara konsisten sejak awal tahun,” kata Dendik.
Ia menambahkan pencabutan kebijakan pembatasan sosial (PPKM) pada pergantian tahunhingga diakhirinya status pandemi pada bulan Juni 2023menutup episode wabah COVID-19 yang mengguncang sendi-sendi perekonomian dan dampak sosial politiknya.
Pertumbuhan ekonomi juga bertahan di atas 5 persen pada kuartal IV tahun 2022 maupun kuartal I tahun 2023, sementara tren inflasi terus bergerak menurun dan kini sudah di bawah 4 persen. Berbagai indikator yang positif berkorelasi pada meningkatnya kepuasan publik.
Dendikmelanjutkan masifnya pembangunan infrastruktur telah membuat mobilitas dan arus logistik berjalan lancar, lebih-lebih dalam suasana pandemi. Kini, sejumlah infrastruktur kunci seperti kereta cepat Jakarta-Bandung dan LRT Jabodebeksedangdiuji coba untuk bisa segera dioperasikan.
Bandara internasional Kertajati yang sebelumnya dibilang mangkrak bakal dibuka kembalisetelah akses jalan tol Cisumdawu telah sepenuhnya tersambung. Masih banyak infrastruktur strategis lain di berbagai sektor yang telah dirasakan manfaatnya oleh masyarakat luas.
“Jokowi telah membentuk standar kemajuan yang sangat tinggi dalam menelurkan program dan mengeksekusinya,” tambahnya.
Hal ini sekaligus menjadi tantangan bagi para bakal capres dalam menawarkan gagasan kepada para calon pemilih pada Pemilu 2024.
Anies Baswedan yang paling gencar menyuarakan perubahan mendapatkan dukungan yang kecil dengan selalu berada pada peringkat ketiga elektabilitas. Belakangan Anies tampak melunakdengan menyatakan bakal melanjutkan program Jokowi yang dinilai bermanfaat bagi publik.
Di kutub bakal capres yang pro-keberlanjutan, Ganjar Pranowo yang semula dianggap sebagai penerus Jokowi justru mulai berusaha mendiferensiasikan diri. Ganjar mengungkapkan bakal mengoreksi program Jokowi yang dianggap tidak tepat.
Sementara itu,Prabowo Subianto yang disebut-sebut menjadi jagoan Jokowi saat ini menilai ada sejumlah kekurangan khususnya pada bidang pendidikan serta kesehatan ibu dan anak. Prabowo bertekad untuk mencari cara menutup berbagai kekurangan tersebut.
“Dalam arena kontestasi, setiap kandidat berupaya menonjolkan keunggulan masing-masing, termasuk gagasan untuk memperbaiki atau memajukan capaian program yang sudah diletakkan oleh pendahulunya,” jelas Dendik.
Ia juga menambahkan kritik, evaluasi, dan koreksi sudah pasti harus dilakukan sesuai dengan identifikasi publik terhadap capres atau partai yang tengah saling unjuk gigi. Kendati begitu, capres atau partai harus memperhitungkan opini mayoritas publik yang menginginkan keberlanjutan.
Artinya, sambung Dendik, perbincangan tentang program yang ditawarkan harus berangkat pada basis benchmark yang telah dibuat oleh Jokowi. Publik tidak ingin kemajuan yang sudah tercapai bakal diobok-obok atau bahkan diporak-porandakan oleh pemimpin berikutnya.
Survei Polmatrix Indonesia dilakukan pada 15-21 Juli 2023 kepada 2.000 responden mewakili 34 provinsi. Metode survei adalah multistage random sampling (acak bertingkat) dengan margin of error survei sebesar plus minus 2,2 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.