Pemulihan pasca-COVID-19 ajang dorong pertumbuhan manufaktur

Warga Sipil – Rektor Universitas Padjajaran (Unpad) Bandung Prof Rina Indiastuti menilai momentum pemulihan ekonomi pascapandemiCOVID-19 menjadi waktu yang tepat untuk mendorong pertumbuhan industri manufaktur.”Momentum pemulihan pasca-COVID-19 sekarang ini merupakan cara atau ajang untuk mendorong pertumbuhan industri manufaktur lebih tinggi dari nasional,” katanya dalam diskusi daring bertajuk “Industrialisasi sebagai Penggerak Perekonomian Nasional” yang dipantau di Jakarta, Senin.Rina yang meraih gelar Doktor Ekonomi Industri dari Osaka Prefecture Universitydi Jepang, itu menjelaskan sejumlah strategi yang bisa digunakan untuk mendongkrak pertumbuhan industri manufaktur di antaranya mulai dengan mengeksplorasi cabang-cabang industri manufaktur.

Selama ini Indonesia masih fokus pada industri di subsektor-subsektor lama yang hanya fokus pada sumber daya alam (SDA). Menurut Rina, Indonesia harus bisa mulai mengeksplorasi sektor-sektor industri yang bisa mendorong industri manufaktur lainnya sehingga saling terkait.”Kita masih bermain lama di industri karet, kertas. Kita juga kuat di elektronik, transportasi (otomotif), itu basisnya teknologi dan ekspor. Tetapi kita masih mengandalkan industri yang dari dulu berperan, padahal cabang industri manufaktur begitu banyak. Barangkali mari kita mulai menyiapkan cabang-cabang lain,” katanya.Rina mengatakan industri yang telah tumbuh baik perlu didorong untuk bisa meningkatkan ekspor dan melakukan penetrasi yang lebih intens ke pasar domestik.

Selain itu, ia juga menyinggung perlunya adopsi teknologi sesuai karakteristik industri. Ia mendorong pemangku kepentingan terkait, mulai dari pemerintah hingga perguruan tinggi, untuk mulai memikirkan soal memilih dan mengadopsi teknologi yang tidak hanya memberi nilai tambah tinggi tapi juga sesuai dengan kebutuhan dan tren industri saat ini, termasuk tren industri hijau.”Penelitian di kami menyatakan kalau ekspor industri manufaktur ingin tidak decline (menurun), ternyata yang penting bukan hanya masalah global value chain tapi juga faktor kelembagaan. Jadi bagaimana sinergi antarsektor membuahkan biaya yang rendah bagi industri,” ungkap Rina.