wargasipil.com – Menanam pohon merupakan kebutuhan mendesak untuk dipenuhi karena pepohonan memberikan banyak manfaat untuk mengurangi polusi atau pencemaran, meningkatkan kadar oksigen di udara serta meneduhkan dan memperindah lingkungan hidup, kata Sekretaris Daerah Kabupaten Magelang Adi Waryanto.
Adi di Magelang, Jumat, mengatakan aksi nyata penanaman sepuluh juta pohon telah dicanangkan di Bali pada 24 Mei 2022 dalam rangka Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR).
Ia menyampaikan hal tersebut dalam kegiatan penanaman sepuluh juta pohon bersama Deputi Bidang Koordinasi Revolusi Mental, Pemajuan Kebudayaan dan Prestasi Olahraga, Kemenko PMK, Didik Suhardi di Joglo Taman Parkir, Wringinputih, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang.
“Bibit pohon ini berasal dari Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung Serayu Opak Progo (BPDASHL SOP) sebanyak 147.641 batang terdiri dari 21 jenis, salah satunya adalah bibit pohon kalpataru,” kata Adi.
Menurut dia pepohonan juga mempunyai fungsi sebagai paru-paru yang mengubah karbondioksida menjadi oksigen yang sangat dibutuhkan manusia untuk bernapas. Namun, gerakan penanaman pohon ini tidak akan banyak berarti apabila perilaku masyarakat tidak mendukung upaya-upaya tersebut.
Ia berharap kegiatan penanaman pohon ini dapat meningkatkan kepedulian masyarakat untuk bersama-sama mencegah bencana alam terutama bencana tanah longsor dan banjir yang kerap kali terjadi di Kabupaten Magelang.
“Selain itu, juga sebagai salah satu langkah dan upaya bersama dalam rangka menyukseskan pembangunan lingkungan hidup di Kabupaten Magelang,” katanya.
Deputi Bidang Koordinasi Revolusi Mental, Pemajuan Kebudayaan dan Prestasi Olahraga, Kemenko PMK, Didik Suhardi menyampaikan gerakan penanaman 10 juta pohon merupakan tindak lanjut dari Global Platform for Disaster Risk Reduction yang dilaksanakan di Denpasar, Bali.
“Tentu ini menjadi komitmen Indonesia sebagai salah satu negara penyangga iklim dan pemanasan global,” katanya.
Melalui penanaman sepuluh juta pohon ini, dia berharap, bisa memberikan edukasi kepada masyarakat bahwa kebiasaan menanam itu harus ditanamkan kepada masyarakat.
“Jangan hanya menebang, menebang 10 menit selesai sedangkan untuk menanam memerlukan puluhan tahun untuk bisa tumbuh,” katanya.*
Baca juga:
”Artikel ini bersumber sekaligus hak milik dari website antaranews.com. Situs https://wargasipil.com adalah media online yang mengumpulkan informasi dari berbagai sumber terpercaya dan menyajikannya dalam satu portal berita online (website aggregator berita). Seluruh informasi yang ditampilkan adalah tanggung jawab penulis (sumber), situs https://wargasipil.com tidak mengubah sedikitpun informasi dari sumber.”