Lukas Enembe ke Singapura untuk Berobat sambil Berjudi

Lukas Enembe ke Singapura untuk Berobat sambil Berjudi

Kemendagri Pasrahkan Penanganan Kasus kepada KPK

WargaSipil.com – Kegemaran berjudi Gubernur Papua Lukas Enembe menjadi sorotan. Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI) menunjukkan data perjalanan luar negeri Lukas. Ada yang berobat sembari berjudi di Singapura. Namun, ada yang diduga murni berjudi di Manila.

Dalam salah satu video yang diberikan MAKI, tampak Lukas bersama beberapa orang. Salah satunya adalah perempuan. Mereka berada di sebuah restoran yang satu kompleks dengan kasino bernama The Patisserie-Solaire Resort & Casino, Manila, Filipina.

Dalam video berdurasi 18 detik itu, Lukas terlihat memakai kursi roda ditemani dua perempuan yang sedang duduk.

Terdapat bar untuk memesan makanan dan minuman. Ada juga beberapa orang asing yang tengah berada di meja lainnya.

Sesekali Lukas tampak mengelus lengan salah seorang perempuan tersebut. Di akhir video, kursi roda yang diduduki Lukas terlihat didorong seorang lelaki dan dua perempuan yang berjalan mengiringi.

Dalam foto lainnya, tampak Lukas berada di meja judi bersama dua orang yang tidak diketahui. Di foto itu tertera tanggal 19 Juli 2022. Lalu, terdapat tiga foto lain yang menunjukkan Lukas sedang berjudi. Tiga foto itu bertanggal 20 Juli hingga 21 Juli.

Dalam video lainnya, Lukas justru terlihat berjalan kaki di Bandara Changi, Singapura. Lukas berjalan pelan ditemani seorang perempuan. Tampak seorang lelaki berdasi yang kemudian menyambutnya dan mengantar masuk ke sebuah ruangan.

Koordinator MAKI Boyamin Saiman menyampaikan, berdasar data yang didapatkannya, Lukas diketahui berkali-kali melakukan perjalanan ke luar negeri. Sejak Desember 2021 hingga Agustus 2022. ”Dia ke beberapa negara seperti Singapura, Filipina, Malaysia, Australia, dan bahkan Jerman,” ungkapnya.

Dari yang diketahuinya, di Singapura memang Lukas menjalani pengobatan. Namun, dia tetap mengunjungi kasino untuk berjudi. ”Kalau di Singapura, di Hotel Crockfords Tower, Sentosa,” katanya.

Lalu, untuk di Malaysia, Boyamin belum mengetahui Lukas juga menjalani pengobatan sambil berjudi atau tidak. Namun, dipastikan bahwa kasino yang didatangi Lukas adalah Genting Highland Casino. ”Kalau di Manila, Filipina, ini diduga hanya berjudi,” ujarnya.

Sebab, Manila memiliki kualitas pelayanan kesehatan yang sama dengan di Indonesia. Tempat judinya adalah Solaire Resort & Casino, Entertainment City.

Namun, untuk ke Australia dan Jerman, dia menduga Lukas hanya berobat di negara-negara tersebut. Yang pasti, data itu dibeberkan untuk menjawab pihak kuasa hukum Lukas bahwa kliennya hanya berjudi untuk bersenang-senang di Singapura. ”Ternyata ada beberapa negara,” terangnya.

Bahkan, tempat judi yang disambangi Lukas itu sekelas VVIP. Karena itu, bila hanya dibilang bersenang-senang, kemungkinan lebih dari itu. ”Tidak sekadar bersenang-senang,” tegasnya kepada Jawa Pos kemarin (25/9).

Soal Lukas ditemani dua perempuan di Manila, dia tidak mengetahui dengan pasti bahwa dua perempuan itu termasuk keluarga dari Lukas atau bukan. ”Kalau sekadar dugaan sih, bukan keluarga,” katanya.

Boyamin menegaskan, Lukas seharusnya menjelaskan asal muasal uang yang digunakan untuk berjudi. Apakah uang halal atau justru uang yang didapatkan dari kegiatan yang tidak legal. ”Kalau data uang perjudiannya, saya tidak tahu,” jelasnya.

Meski begitu, PPATK menduga ada uang Rp 560 miliar milik Lukas di rekening kasino judi. Bisa jadi, uang itu sepenuhnya digunakan untuk judi dan tidak. ”Atau, malah nilai itu merupakan nilai total keluar masuk,” urainya.

Dia menuturkan, dengan menunjukkan data perjalanan Lukas, diharapkan diketahui asal muasal uang tersebut. Dengan begitu, diharapkan masyarakat Papua memahami bahwa bukan hanya dugaan korupsi, tetapi juga ada perjudian yang dilakukan pemimpinnya. ”Saya prihatin. Masyarakat Papua masih miskin, tapi pemimpinnya malah main judi. Yang perjudiannya kelas atas,” paparnya.

Yang pasti, Lukas sebaiknya mengklarifikasi ke KPK. Bila asal muasal uang itu jelas, tentu tidak akan ada masalah. ”Pasti bebas saja,” kata kuasa hukum yang pernah menangani kasus Antasari Azhar tersebut.

Di pihak lain, kuasa hukum Lukas Enembe, Aloysius Renwarin, mengakui bahwa kliennya memang mencari hiburan saat menjalani pengobatan di Singapura. ”Ke kasino mencari hiburan saat pengobatan di Singapura,” jelasnya.

Namun, untuk yang berada di Filipina dan Malaysia, dia tidak mengetahuinya. ”Hanya yang di Singapura. Kalau di Malaysia dan Filipina, saya belum mendapat informasi,” terangnya kemarin.

Sementara itu, Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) menyerahkan kasus Gubernur Papua Lukas Enembe kepada penegak hukum. Staf Khusus Mendagri Bidang Politik dan Media Kastorius Sinaga memjelaskan, penetapan status tersangka kepada Enembe murni merupakan langkah hukum yang diambil KPK secara independen.

”Berdasar laporan hasil analisis PPATK atas transaksi keuangan rekening atas nama Gubernur Lukas Enembe dan keluarganya,” ujarnya kemarin.

Kemendagri, lanjut dia, tidak akan turut campur. Kasto juga berharap semua pihak menghormati dan mendukung proses hukum yang dilakukan KPK.

Sebagaimana diberitakan, Gubernur Papua Lukas Enembe telah ditetapkan KPK sebagai tersangka kasus korupsi. Pria kelahiran 27 Juli 1967 tersebut diduga menerima gratifikasi Rp 1 miliar. Dia dipanggil KPK untuk diperiksa di Mako Brimob Polda Papua pada Senin (12/9). Namun, karena alasan sakit, Lukas Enembe tidak memenuhi panggilan pemeriksaan itu.

—————————————————-
”Artikel ini bersumber sekaligus hak milik dari website www.jawapos.com. Situs Wargasipil.com adalah media online yang mengumpulkan informasi dari berbagai sumber terpercaya dan menyajikannya dalam satu portal berita online (website aggregator berita). Seluruh informasi yang ditampilkan adalah tanggung jawab penulis (sumber), situs Wargasipil.com tidak mengubah sedikitpun informasi dari sumber.”