KPK Libatkan IDI untuk Periksa Kondisi Kesehatan Lukas Enembe

KPK Libatkan IDI untuk Periksa Kondisi Kesehatan Lukas Enembe

WargaSipil.com – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) akan menggandeng Ikatan Dokter Indonesia (IDI) untuk memastikan kondisi kesehatan Gubernur Papua Lukas Enembe. Hal ini setelah pihak pengacara Lukas Enembe beralasan bahwa kliennya tersebut sedang sakit.

Seharusnya, Lukas menjalani pemeriksaan sebagai tersangka di KPK, pada Senin (26/9). Namun, Lukas mangkir dengan alasan sakit. “Untuk tindak lanjut berikutnya tentu kami ingin memastikan bahwa yang bersangkutan itu benar-benar sakit, tentu harus ada second opinion,” kata Wakil Ketua KPK Alexander Marwata di Gedung Merah Putih KPK, Jalan Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Senin (26/9).  “Kami sudah memerintahkan agar berkoordinasi dengan IDI untuk memeriksa pak Lukas mungkin di Jayapura apakah benar yang bersangkutan sakit dan apakah sakitnya itu sedemikian parahnya sehingga harus berobat ke luar negeri, enggak ada dokter di Indonesia misalnya yang mampu untuk mengobati sakit yang bersangkutan,” sambungnya.

Pimpinan KPK dua periode ini memastikan, pihaknya menghormati hak-hak setiap tersangka. Jika Lukas dinyatakan benar-benar sakit, maka pemeriksaan akan ditunda. “Mudah-mudahan juga bisa menjadi perhatian dari pak Lukas Enembe. Enggak usah khawatir kami akan membuat yang bersangkutan terlunta-lunta atau terlantar enggak diobati, enggak. Kita akan hormati hak asasi manusia yang bersangkutan,” tegas Alex.

Senada juga disampaikan, Kepala Bagian Pemberitaan KPK Ali Fikri. Menurut Ali,  tim dokter Lukas tidak bisa menjawab beberapa pertanyaan dari tim dokter KPK. Oleh karena itu, KPK bekerja sama dengan IDI.  “Sementara memang kami mendapatkan data dokumen medis dari yang bersangkutan. Kami juga punya tim medis ya, ketika kemudian bertanya kepada tim medisnya ternyata juga tidak bisa menjawab dengan apa yang dibutuhkan,” ucap Ali.

Sementara itu, penasihat hukum Lukas, Stefanus Roy Rening mengatakan kliennya sudah empat kali terserang stroke sejak 2018. Kondisi kesehatan Lukas yang sedang menurun menjadi alasan tak menghadiri pemeriksaan KPK.  “Sejak 2018-2019 sudah sakit kena stroke, dia sudah empat kali kena stroke. Sakit kemudian sembuh, sakit lagi, setahun terakhir sejak operasi besar, jantung, pankreas dan mata rutin menjalankan pengobatan di Singapura,” ucap Stefanus.

Karena itu, lanjut Stefanu, mengajak tim dokter yang merawat Lukas Enembe ke KPK untuk memastikan tidak ada rekayasa terkait penyakit yang diderita kliennya itu. Bahkan, Stefanus meminta agar tim penyidik KPK datang ke Papua, untuk melihat kondisi Lukas Enembe. “Saya mengajak tim dokter KPK untuk sama-sama kita ke Papua untuk memastikan melihat kondisi pak Gubernur, supaya jangan ada dusta di antara kita,” tegas Stefanus.

Dia pun menekankan, pihaknya tidak ada niat untuk menghalang-halangi proses penyidikan. Dia pun menegaskan, kondisi Lukas Enembe yang sedang sakit bukan direkayasa. “Saya tidak mau narasi-narasi yang dibangun publik seolah-olah bahwa jangan sampai ada kesan kami menghalang-halangi penyidikan, itu yang penting. Saya kira pengalaman-pengalaman penyidikan sebelumnya ada orang yang tidak sakit, jadi sakit, itu jadi problem. Tapi pak Gubernur ini memang sakit beneran,” urai Stefanus. (*)

 

—————————————————-
”Artikel ini bersumber sekaligus hak milik dari website www.jawapos.com. Situs Wargasipil.com adalah media online yang mengumpulkan informasi dari berbagai sumber terpercaya dan menyajikannya dalam satu portal berita online (website aggregator berita). Seluruh informasi yang ditampilkan adalah tanggung jawab penulis (sumber), situs Wargasipil.com tidak mengubah sedikitpun informasi dari sumber.”