Kebijakan Pupuk Bersubsidi Dinilai Tak Jelas, Ombudsman RI Temukan 5 Masalah Serius

Warga Sipil – Ombudsman RI menyebut setidaknya ada 5 masalah serius dalam kebijakan program pupuk bersubsidi yang melibatkan Kementerian Pertanian ( Kementan ) dan PT Pupuk Indonesia.

Hal tersebut diungkapkan Wakil Ketua Ombudsman RI Bobby Hamzar dalam workshop ‘Transformasi Kebijakan Pupuk bersubsidi’ di Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 3 Agustus 2023.

“Permasalahan pokok dalam kebijakan pupuk bersubsidi berdasarkan hasil kajian dan investigasi,” kata Bobby Hamzar Rafinus.

ADVERTISEMENT

Dia menjelaskan beberapa poin permasalahan program pupuk bersubsidi , yakni:

Dijelaskan Bobby, Ombudsman RI memberikan perhatian khusus agar kebijakan pupuk bersubsidi dapat ditransformasi menjadi lebih baik.

“Hal ini dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan pemerintah terhadap publik di sektor pertanian,” ujar Bobby.

Lebih jauh, dia berharap dengan adanya perbaikan program dan kebijakan pupuk bersubsidi , petani kecil yang sangat bergantung pada bantuan pemerintah dapat merasakan manfaat dan meningkatkan taraf kesejahteraan hidupnya.

“Tentunya menjadi harapan bagi kita semua, semoga tata kelola pupuk bersubsidi semakin lebih baik kedepannya dan petani di Indonesia mendapat perlindungan atas hak-haknya dalam memperoleh pupuk bersubsidi ,” kata Bobby menjelaskan.

Menanggapi kritik yang diberikan Ombudsman RI , Menteri Pertanian Syahrul Limpo Yasin mengungkapkan bahwa pihaknya terus berupaya memperbaiki tata kelola program dan kebijakan pupuk bersubsidi .

“Ini tentu kita berharap menemukan sistem yang lebih akurat. Dengan demikian dari jauh-jauh hari kita sudah tahu seberapa besar orang-orang di setiap daerah yang harus tersentuh pupuk subsidi,” kata Syahrul Limpo Yasin.

Menurutnya, Kementerian Pertanian melakukan berbagai upaya terutama menghadapi dampak El Nino yang diprediksi akan berpengaruh langsung kepada para petani. Untuk itu, dia ingin implementasi program pupuk bersubsidi tepat sasaran.

“Masalah pupuk ini menjadi sangat penting karena ini berkait dengan produktivitas, terutama padi yang kita butuhkan, kita menghadapi climate change, hadapi El Nino, menghadapi krisis pangan dunia,” katanya menegaskan.***