Warga Sipil – Kepala Staf TNI Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Muhammad Ali melantik dan mengukuhkan Letkol Laut (P) Mufianto Machfud sebagai Komandan KRI Pulau Fani-731 dan Letkol Laut (P) Slamet Ariyadi sebagai Komandan KRI Pulau Fanildo-732.
Kedua perwira itu dikukuhkan oleh Laksamana Ali di Dermaga Madura Ujung, Markas Komando (Mako) Komando Armada (Koarmada) II, Surabaya, Jawa Timur, Senin, bersamaan dengan upacara serah terima KRI Pulau Fani-731 dan KRI Pulau Fanildo-732 dari Kementerian Pertahanan (Kemhan) RI ke TNI Angkatan Laut.
“Kepada Letkol Laut (P) Mufianto Machfud dan Letkol Laut (P) Slamet Ariyadi beserta seluruh prajurit pengawak KRI Pulau Fani-731 dan KRI Pulau Fanildo-732, saya ucapkan selamat atas amanah jabatan ini yang diberikan kepada kalian untuk mengawaki kedua kapal perang ini. Kepercayaan tersebut harus mampu kalian jawab dengan kinerja dan profesionalisme yang tinggi sehingga KRI Pulau Fani-731 dan KRI Pulau Fanildo-732 dapat memberi kontribusi yang nyata dalam pelaksanaan tugas TNI Angkatan Laut sebagai komponen utama pertahanan negara,” kata Laksamana Ali saat upacara.
Dalam upacara pengukuhan itu, Kasal menyampaikan tiga pesan kepada dua komandan kapal perang, yaitu mereka agar mematuhi prosedur keamanan dan keselamatan kerja terutama saat mengoperasikan kapal.
“Kedua, tingkatkan profesionalisme prajurit dengan berlatih secara bertahap, bertingkat, dan berlanjut, serta melaksanakan kontrol dan evaluasi secara intensif,” kata Laksamana Ali.
Ketiga, Kasal menyampaikan dua kapal pemburu ranjau itu bukan hanya lambang kekuatan, melainkan juga hasil dari kerja keras dan kerja tim yang solid.
“Laksanakan pemeriksaan kondisi teknis secara terus-menerus agar kapal selalu dalam kondisi siap untuk mendukung tugas operasi,” tutur Kepala Staf TNI AL.
KRI Pulau Fani-731 dan KRI Pulau Fanildo-732 merupakan kapal pemburu ranjau buatan Jerman yang dibuat di Galangan Kapal Abeking & Resmussen, Lamwerder-Bremen. Kapal berjenis MCMV (mine counter measure vessel) itu memiliki spesifikasi panjang 61,4 meter, lebar 11,1 meter, dan bobot 1.444 ton. Kapal dapat berlayar dengan kecepatan maksimal 18 knot, kecepatan jelajah 10 knot, dan kecepatan ekonomis 10 knot.
Kapal berbahan dasar baja non-magnetik itu dilengkapi dengan empat unit lift craft, dua unit perahu karet (rigid hull inflatable boat), degaussing system yang dapat mengurangi daya magnetik kapal, dan penggerak motor elektrik yang mampu mengurangi suara bising.
Dua kapal pemburu ranjau itu juga memiliki perangkat autonomous underwater vehicle (UAV) yang dapat mendeteksi dan mengidentifikasi kontak/objek dalam air, dan unmanned surface vessel (USV) yang berfungsi membersihkan ranjau di permukaan laut. Ada juga remotely operated vehicle (ROV) dan peralatan sonar bawah air untuk mendeteksi ancaman di perairan dalam.