Warga Sipil – Simak penjelasan politik identitas yang ternyata memiliki peran dalam Pemilihan Umum atau Pemilu dan di media sosial. Kajian terhadap hal itu meningkat dalam 10 tahun terakhir.Dilansir dari laman Universitas Islam Indonesia (UII), artikel ilmiah berbahasa Indonesia terindeks Google Scholar tentangnya terus meningkat. Pada 2013, jumlahnya hanya 173. Sedangkan pada 2022, jumlahnya melonjak 10 kali lipat yakni 1250.
Ternyata belum ada definisi tunggal mengenai hal tersebut dalam literatur ilmiah. Penjelasan saat ini hanya membahas adanya aktivitas atau agenda politik yang erat kaitannya dengan kelompok berbasis identitas tertentu. Tujuannya adalah melawan ketidakadilan akan struktur, praktik, maupun sistem yang menghegemoni.
ADVERTISEMENT
Ternyata ada sejumlah peran besar politik identitas dalam pemilu tersebut yang mesti diketahui. Di antaranya adalah bisa mempengaruh preferensi pemilih. Dilansir dari laman Fisip UMSU, alasan dipengaruhinya preferensi itu adalah karena mengaitkan identitas pemilih dengan partai atau kandidat tertentu baik dalam aspek ras, agama, maupun gender.Hal itu juga turut berpengaruh dalam terbangunnya aliansi dan koalisi yang didasarkan pada kesamaan identitas. Mobilisasi pemilih pun dapat terjadi karena orang merasa memiliki identitas yang sama.