WargaSipil.com – Pada 2009, batik tercatat sebagai warisan budaya tak benda oleh UNESCO. Bangga memakai batik akhirnya dirayakan setiap 2 Oktober sebagai Hari Batik Nasional.
Dalam laman UNESCO disebutkan, ketika itu, Oscar Lawalata Culture, Yayasan Batik Indonesia (YBI), dan Rumah Pesona Kain bersama-sama mengkurasi pameran bertajuk ‘Batik untuk Dunia” di UNESCO HQ di Paris dari 6-12 Juni. Koleksi 100 kain batik diangkut dari berbagai daerah di Indonesia dan dipamerkan di tempat.
Batik merupakan teknik dan proses pembuatan yang melibatkan malam (lilin panas, cair), canting (pena lilin tembaga dengan gagang bambu), wajan (lilin cair wadah lilin), dan alat lain yang digunakan oleh perajin terampil. Selain itu, pameran juga menampilkan tekstil batik kreasi desainer kontemporer Oscar Lawalata, Edward Hutabarat dan Denny Wirawan dalam peragaan busana yang merayakan keragaman daerah Indonesia, metode pengolahan batik, pewarnaan alami, bordir, dan kain.
Batik Indonesia ditambahkan ke daftar Warisan Budaya Takbenda Kemanusiaan UNESCO pada tahun 2009, dan telah diakui secara internasional sebagai jalinan sejarah peradaban manusia. Diperkirakan berusia lebih dari 1000 tahun, dengan bukti sejarah yang menunjukkan penggunaannya di beberapa bagian Afrika, Asia, dan Timur Tengah.
Asal Usul dan Metode Batik
Meskipun asal-usul sebenarnya batik tidak diketahui, diyakini telah diangkut ke Asia melalui anak benua India. Batik berasal dari kata Melayu-Indonesia, yang sekarang sering digunakan sebagai istilah umum yang mengacu pada proses pencelupan kain. Prosesnya secara tradisional dilakukan pada kapas dan sutra menggunakan teknik resist.
Ini termasuk menutupi area kain dengan zat tahan pewarna untuk mencegah penyerapan warna. Area yang tidak tertutup mampu menyerap warna yang dalam. Dengan demikian, kain ini tahan lama dan tahan pudar. Metode membatik lainnya juga ada, seperti metode percikan, proses sablon, dan metode lukis tangan.
Batik dianggap telah mencapai puncak ekspresi seninya di Jawa pada abad ke-19. Motif, pola, dan warna yang dapat dikenali sering kali menunjukkan keluarga, status sosial, dan asal geografis. Warna tradisional untuk batik Jawa Tengah dibuat dari bahan-bahan alami, dan terutama terdiri dari biru, coklat, krem, dan hitam.
Berbagai Jenis Batik
Batik Tulis
Membatik terdiri dari berbagai pewarnaan, ada yang menggunakan pewarnaan kimia, ada pula yang menggunakan pewarnaan alami. Pewarnaan alami biasanya lebih membuat batik terlihat berwarna kalem dan pastel, karena terdiri dari warna-warna tumbuhan kemudian direbusnya dengan ekstra. Batik tulis memiliki ciri khas lebih artistik.
Batik Cap
Batik cap dan batik tulis tentu berbeda harganya. Batik cap jauh lebih murah ketimbang batik tulis. Batik cap juga dapat lebih cepat proses pengerjaannya dibanding batik tulis. Batik cap pengerjaan lebih cepat 1 hari selesai. Kalau batik tulis butuh waktu 1-3 bulan.
Batik cap motifnya monoton dan pengulangan. Namun tetap dari aromanya masih terasa sisa malam atau lilin batik.
Motif Print Bukan Batik
Motif kain printing bukan teknik batik. Printing garisnya lebih sempurna dan terlalu rapi untuk sebuah batik. Beda dengan batik tulis yang harganya sudah puluhan juta, pembuatannya lebih halus. Maka disarankan agar tidak memakai motif batik printing untuk menghargai karya perajin batik.
—————————————————-
”Artikel ini bersumber sekaligus hak milik dari website www.jawapos.com. Situs Wargasipil.com adalah media online yang mengumpulkan informasi dari berbagai sumber terpercaya dan menyajikannya dalam satu portal berita online (website aggregator berita). Seluruh informasi yang ditampilkan adalah tanggung jawab penulis (sumber), situs Wargasipil.com tidak mengubah sedikitpun informasi dari sumber.”