Mengunjungi Kompleks Hidroponik Sayuran Seluas 150 Hektare di Karawang
Batamindo Green Farm terus melebarkan sayapnya. Mereka membuka greenhouse untuk menanam sayuran berbasis hidroponik di lahan seluas 150 hektare di Karawang, Jawa Barat. Jawa Pos berkesempatan berkeliling di dalamnya bersama rombongan Wakil Presiden Ma’ruf Amin pada Kamis (15/9) lalu.
—
SEJAUH mata memandang, yang ada hamparan greenhouse. Di dalamnya terdapat berbagai jenis sayuran yang ditanam dengan cara hidroponik. Mulai sawi manis, sawi hijau, pakcoi, baby kailan, selada, sampai aneka bayam dan cabai. Ada juga kembang kol serta tomat ceri kuning dan merah.
Sambil menunggu kedatangan Wakil Presiden Ma’ruf Amin, sejumlah wartawan berkesempatan berkeliling dan memasuki beberapa greenhouse. Salah satunya adalah greenhouse yang dikhususkan untuk menanam aneka sayuran selada. Lebih tepatnya, selada air dan selada romaine.
Muhammad Bhakti Triyoga, supervisor Nutrient Film Technique (NFT) yang bertugas di greenhouse itu, mengatakan bahwa selada air sudah siap dipanen. Sedangkan selada romaine baru beberapa hari lalu ditanam. ’’Butuh waktu sekitar 45 hari menanam sawi dari biji sampai siap panen,’’ katanya.
Dia menjelaskan, jenis sayuran dan buah-buahan yang mereka tanam terus berkembang. ’’Saat ini trial menanam kentang dan melon,’’ ujarnya.
Seluruh sayuran tersebut ditanam dengan konsep hidroponik. Bhakti mengatakan, dengan menggunakan konsep hidroponik, banyak sekali keunggulan yang didapatkan. ’’Di antaranya, lebih aman dari hama,’’ tuturnya.
Di beberapa titik sudah disiapkan lamp trap. Fungsinya, mengalihkan perhatian hama sehingga tidak hinggap di tanaman. Gangguan yang sering dihadapi biasanya hanya penyakit yang muncul pada media tanam. Perawatannya tinggal dipantau secara berkala.
Bhakti menambahkan, dalam satu area greenhouse dengan luas sekitar 700 meter persegi, ada tiga orang yang bertugas mengawasi tanaman. Sistem pengawasan itu jauh lebih hemat dibandingkan dengan menanam sayuran di tanah. Mereka tidak hanya bertugas mengawasi hama dan gangguan penyakit. Tetapi, juga aliran air dan suhunya.
Sejatinya pasokan air dan suhu sudah diatur secara otomatis. Yaitu, mempertahankan suhu air di 20–28 derajat Celsius. Dengan suhu tersebut, sayuran bisa tumbuh dengan baik. Bahkan, tanaman-tanaman yang umumnya subur di dataran tinggi bisa tumbuh baik di Karawang. Seperti diketahui, Karawang memiliki cuaca relatif panas.
Selain menjaga suhu air, mereka memperhatikan kandungan nutrisinya. Melalui perpaduan suhu air dan nutrisi itu, kata Bhakti, sayuran bisa tumbuh bagus. Di antaranya, bunga kol bisa tumbuh besar dan rasanya manis. ’’Kita tahu bunga kol biasanya ditanam di dataran tinggi. Tetapi, ini bisa tumbuh bagus di Karawang,’’ jelasnya.
Bhakti juga menyampaikan, suhu di dalam greenhouse dipertahankan pada 25–28 derajat Celsius. Caranya dengan menempatkan sejumlah blower di beberapa titik. Secara umum, lanjut Bhakti, menanam sayuran secara hidroponik juga bisa menghemat cost. Contohnya, konsumsi air bisa lebih hemat hingga 90 persen dibandingkan menanam di tanah. Kemudian, penggunaan pupuk atau nutrisi lebih hemat 30 persen.
Dengan area tanam yang mencapai 150 hektare, mereka menargetkan produksi sayuran mencapai 22.350 metrik ton setiap tahun. Setiap sayuran yang berhasil dipanen dari greenhouse diteruskan di gedung pengemasan. Petugas dengan teliti melakukan penyortiran. Contohnya, untuk sayuran sawi, disortir yang daunnya rusak, berjamur, dan warnanya menguning. Sementara itu, tomat ceri disortir berdasar ukuran dan warnanya.
Upaya yang dilakukan Batamindo Green Farm tersebut mendapatkan dukungan positif dari Wakil Presiden Ma’ruf Amin. Dengan teknologi yang digunakan, dia mengatakan bisa menekan risiko gagal panen. Dia berharap sistem penanaman sayur-sayuran di greenhouse tersebut dikembangkan lebih luas dan melibatkan masyarakat.
Dalam kesempatan yang sama, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyampaikan, cara tanam yang diterapkan Batamindo Green Farm merupakan salah satu solusi mengatasi inflasi akibat harga sayur-sayuran. Dia menjelaskan, harga sayur-sayuran kerap melambung karena bergantung pasokan dari area tanam di dataran tinggi atau pegunungan.
Adanya penanaman sayur-sayuran di Karawang tersebut diharapkan bisa menjaga pasokan tetap tersedia. Dengan begitu, harga sayur-sayuran tidak gampang naik tak terkendali. ’’Tadinya kita mengandalkan hal-hal alami. Tapi, kadang terkena cuaca atau yang lain,’’ tuturnya. Emil menambahkan, dengan sistem hidroponik tersebut, tanaman apa pun bisa dihasilkan di mana pun.
Editor : Ilham Safutra
Reporter : wan/c7/ai
—————————————————-
”Artikel ini bersumber sekaligus hak milik dari website www.jawapos.com. Situs Wargasipil.com adalah media online yang mengumpulkan informasi dari berbagai sumber terpercaya dan menyajikannya dalam satu portal berita online (website aggregator berita). Seluruh informasi yang ditampilkan adalah tanggung jawab penulis (sumber), situs Wargasipil.com tidak mengubah sedikitpun informasi dari sumber.”