Pilih Spunbond untuk Bungkus Buah Anggur karena Tahan Air

Pilih Spunbond untuk Bungkus Buah Anggur karena Tahan Air

Teknik membungkus buah telah banyak diketahui. Ada yang menggunakan kresek, plastik, kertas, hingga spunbond. Berikut kelebihan dan kekurangan penggunaan bahan pembungkus tersebut untuk menjaga kondisi buah tetap aman hingga layak panen.

HORTIKULTURA tidak selalu membutuhkan lahan yang luas. Budi daya tanaman itu bisa dilakukan di halaman rumah. Seperti dilakukan penghobi tanaman asal Surabaya, Devi Natalie, yang mempunyai tanaman anggur untuk konsumsi pribadi.

Ada sejumlah cara merawat tanaman yang masuk kategori sebagai frutikultura itu agar tumbuh lebat dan berbuah segar. Tetapi, ada satu teknik yang acap kali dianggap remeh dan dilupakan pemula. Yaitu, metode membungkus buah di pohon.

Ibu tiga anak itu berbagi cerita kepada Jawa Pos Kamis (1/9) lalu mengenai manfaat teknik tersebut. Mulai mengurangi penggunaan pestisida, melindungi buah dari debu, hingga mengatasi hama pada buah. “Karena dulu anggur yang telah ranum rusak akibat serangan kelelawar saat malam,” terangnya.

Manfaat lainnya adalah mencegah buah dihinggapi lalat buah yang mengakibatkan larva berkembang biak. Hal tersebut menyebabkan bagian dalam buah rusak meskipun tampilan luarnya masih bagus. “Jika ingin memilih media pembungkus yang paling murah dan mudah dicari, bisa pakai plastik atau kresek,” lanjutnya.

Anggur hijau. (ALFIAN RIZAL/JAWA POS)

Caranya, buat lubang kecil-kecil dan potong sedikit bagian bawah kantong plastik yang telah disiapkan. Dengan begitu, udara dan air dapat bersirkulasi dengan lancar. ’’Jika tidak dilubangi, tingkat kelembapan akan tinggi dan mengakibatkan buah layu,’’ terang Devi.

Setelah itu, plastik cukup diikat dengan kuat agar saat hujan atau disiram, air tidak merembes masuk. Devi mengatakan, ukuran plastik harus selalu dipantau untuk menyesuaikan dengan buah yang terus tumbuh. ’’Dulu pernah pakai plastik, sekarang sudah tidak lagi. Biar ramah lingkungan,” ujarnya.

RAMAH LINGKUNGAN: Maggie, anak Devi Natalie, membungkus anggur hijau dengan spunbond. Hasilnya, warna buah lebih cerah dan segar. (ALFIAN RIZAL/JAWA POS)

Saat ini Devi menggunakan fruit cover siap jadi berbahan kain spunbond. Pertimbangannya, fruit cover tersebut dapat digunakan tiga hingga lima kali, bergantung masa panen. Dan, tidak perlu ribet melubangi karena bahan spunbond tidak kedap udara, tapi tahan air. ’’Nanti buah yang dihasilkan memiliki warna cantik dan tak pudar,” ucapnya.

Dengan tegas, Devi tidak menyarankan membungkus buah menggunakan koran atau kertas. Sebab, bahan tersebut mudah rusak akibat air dan kurang indah jika dilihat secara estetika.

Menurut dia, perbedaan antara buah yang dibungkus dengan fruit cover dan yang tidak bisa dilihat dari tampilan luarnya. Buah yang dibungkus fruit cover memiliki warna lebih cerah merata serta kulit buah lebih mulus jika dibandingkan dengan yang tidak. Untuk anggur, fruit cover bisa digunakan sejak buah berukuran 3 milimeter dan dapat dilepas ketika sudah matang. ’’Kalau rasa sama saja mau dibungkus atau tidak,” ungkapnya.

Buah yang telah dibungkus tidak berarti 100 persen aman dari hama. Dia mengungkapkan, pembungkus buahnya yang sudah siap panen kali ini masih bisa dilubangi kelelawar. Karena itu, pengecekan rutin harus dilakukan. Jika ditemukan ada yang rusak, sebaiknya dilakukan penjarangan buah. “Supaya buah yang sehat tidak berebut nutrisi dengan yang rusak,” terangnya.

Anggur hijau. (ALFIAN RIZAL/JAWA POS)

Editor : Ilham Safutra

Reporter : dho/c7/ai

—————————————————-
”Artikel ini bersumber sekaligus hak milik dari website www.jawapos.com. Situs Wargasipil.com adalah media online yang mengumpulkan informasi dari berbagai sumber terpercaya dan menyajikannya dalam satu portal berita online (website aggregator berita). Seluruh informasi yang ditampilkan adalah tanggung jawab penulis (sumber), situs Wargasipil.com tidak mengubah sedikitpun informasi dari sumber.”