wargasipil.com – Literasi masyarakat yang masih terbatas mengenai menstruasi membuat banyak mitos beredar.
Salah satunya adalah anjuran untuk menghindari makanan pedas.
Lalu, apakah anjuran kesehatan tersebut tepat atau hanya mitos?
Ahli gizi Beta Sindiana, S.gz mengatakan, makanan yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi ketika menstruasi sebetulnya kembali lagi pada kondisi masing-masing orang.
Beberapa orang, misalnya, kerap merasakan sensasi panas di tubuh atau merasakan kembung, sehingga makan makanan pedas hanya akan menambah ketidaknyamanan yang dirasakan.
“Lama-lama kita akan paham polanya, kalau sedang menstruasi makan ini itu jadi enggak nyaman, atau jadi kembung, gampang berkeringat.”
“Jadi sebenarnya ini kembali ke masing-masing orang,” kata Beta dalam sebuah kesempatan beberapa waktu lalu.
Namun, Beta menggarisbawahi bahwa ketika menstruasi seseorang harus menghindari makanan tinggi gula dan garam.
Asupan gula yang terlalu tinggi dapat menyebabkan lonjakan gula darah yang diikuti sugar crash atau kondisi gula darah yang naik lalu turun dengan sangat cepat.
Kondisi ini bisa mengakibatkan suasana hati menjadi lebih buruk.
Sementara asupam garam yang terlalu tinggi akan menyebabkan retensi cairan di tubuh, kembung, hingga perut yang menjadi keras.
Jika memang benar-benar ingin makan makanan manis, Beta menyarankan untuk mengonsumsi buah-buahan.
Sedangkan jika sangat ingin makan makanan asin, ia menyarankan untuk mencari sumber protein.
“Mending sekalian makan yang benar, nasi pakai lauk dan sayur, daripada ngemil makanan yang kadar gula dan garamnya tinggi,” ungkap Beta.
”Artikel ini bersumber sekaligus hak milik dari website kompas.com. Situs https://wargasipil.com adalah media online yang mengumpulkan informasi dari berbagai sumber terpercaya dan menyajikannya dalam satu portal berita online (website aggregator berita). Seluruh informasi yang ditampilkan adalah tanggung jawab penulis (sumber), situs https://wargasipil.com tidak mengubah sedikitpun informasi dari sumber.”