Era Kekinian, Pakai Batik Tak Hanya Untuk Acara Formal

Era Kekinian, Pakai Batik Tak Hanya Untuk Acara Formal

WargaSipil.com – Indonesia patut berbangga karena batik secara konsisten kini menjadi pakaian dan kebiasaan sehari-hari. Bukan hanya untuk acara formal, batik kini semakin modern dipadupadankan dengan berbagai busana dan dalam acara apa saja. Pada 2 Oktober 2022 sebagai Hari Batik Nasional, menjadi catatan sudah 13 tahun sejak batik tercatat sebagai warisan budaya tak benda di UNESCO.

Yayasan Batik Indonesia (YBI) seiring dengan program UNESCO turut serta mengembangkan visi misi program budaya. Salah satunya dengan mengadakan kampanye sebarkan Kabar Ba(t)ik melalui suara komunitas, figur pecinta batik, dan kegiatan mempromosikan busana batik di Indonesia.

Menurut Ketua Umum YBI, Gita Pratama, mereka ingin mengubah persepsi bahwa batik kini tidak kaku dan tak hanya untuk acara formal saja. Kesan yang melekat pada batik inilah yang coba ingin diubah.

“Tentunya tanpa mengesampingkan sejarah, filosofi, dan nilai luhur dari batik tersebut. Sudah 13 tahun sejak Batik ditetapkan sebagai warisan budaya Indonesia dan dalam rentang waktu tersebut, ada hal yang kemudian menjadi perhatian kami,” kata Gita kepada wartawan baru-baru ini.

Mengusung tema ‘Sebarkan Kabar Ba(t)ik’, masyarakat diajak memahami bahwa batik tidak melulu tentang kegiatan formal, tetapi batik juga bisa dan nyaman untuk dikenakan dalam beragam situasi termasuk kegiatan sehari-hari. Bahkan dalam perayaan batik dibentangkan kain batik sepanjang 450m di railing lantai 2 Lobby FX Mall hingga Batik Street Fashion Show di sepanjang Jalan Sudirman.

Terdapat pula pameran Batik yang menampilkan 80 koleksi Batik Nitik di Museum Tekstil (Museum Seni), Jakarta Barat, mulai 12 Oktober 2022. Batik Nitik adalah koleksi batik yang berasal dari Jogjakarta. Motif batik Nitik sepintas menyerupai tenunan, dengan satu warna dominan coklat, yang memiliki arti kesederhanaan dan kejujuran masyarakat Jawa. Keunikan Batik Nitik adalah menjadi satu-satunya motik batik tulis dengan kisah sejarah dan cara membatik yang berbeda dengan batik yang lain. Canting yang digunakan dibelah menjadi 4, dan teknik cara membatiknya adalah dengan diketuk bukan diseret.

—————————————————-
”Artikel ini bersumber sekaligus hak milik dari website www.jawapos.com. Situs Wargasipil.com adalah media online yang mengumpulkan informasi dari berbagai sumber terpercaya dan menyajikannya dalam satu portal berita online (website aggregator berita). Seluruh informasi yang ditampilkan adalah tanggung jawab penulis (sumber), situs Wargasipil.com tidak mengubah sedikitpun informasi dari sumber.”