wargasipil.com – Adinia Wirasti mengungkapkan kalau batik kerap ia gunakan untuk segala acara, termasuk saat suasana santai.
“Kalau sekarang batik udah kayak di mana-mana. Apalagi kalau kita lihat yang sekarang justru lebih enteng, senang lihatnya. Jadi kita nggak cuma lihat yang tua aja atau buat formal gitu, bisa jadi buat main. Kalau aku pribadi masih pakai ke semua acara,” ungkap Asti ditemui di Iwan Tirta Home Jakarta beberapa waktu lalu.
Pemain film ‘Critical Eleven’ tersebut juga memiliki sejumlah koleksi kain batik yang dibelinya sendiri juga titipan dari kakek dan neneknya. Beberapa kain khusus, ia gunakan tanpa dipotong ataupun ditusuk dengan jarum. Melainkan sengaja tetap dibiarkan dalam bentuk kain.
“Aku ada beberapa kain yang memang nggak boleh diapa-apain, jadi nggak jahit, nggak potong, nggak tusuk. Itu kain-kain ku yang dari keluarga, dari nenek, terus kain dari orang tua nikah dulu, itu disimpan dan dipakainya klasik aja. Jadi ada beberapa kain pakem yang aku ikutin terus,” tuturnya.
Usia kain-kain tersebut bisa jadi sudah puluhan tahun. Sayangnya, Asti tidak tahu persis usai kain yang dititipkan orang tua kepadanya. Tetapi, untuk kain yang dirasa sudah terlalu tua, Asti hanya menyimpannya di rumah sebagai salah satu dari koleksi.
“Ada beberapa yang nggak kelihatan (tahunnya) karena nggak semua pembatik nulis tahun. Biasanya ada tandatangannya di bawah,” ujarnya.
“Paling aku bisa bawa misalnya ke teman-teman di Jawa yang mereka tahu bisa baca motifnya, ‘oh ini cantiknya biasanya tahun 70-an atau 60-an atau bahkan 50-an’. Jadi tergantung aku bawa ke mana. Tapi aku enggak segitunya sih, biasanya kalau dari bentuknya sudah ada patinan, sudah ada wax, biasanya aku nggak pakai, jadi udah digulung aja,” sambung Asti.
Untuk acara formal, batik biasanya dipakai Asti ketika akan berkunjung ke keraton juga ke pesta pernikahan. Ia pun tidak akan sembarangan memilih motif kain batik yang akan digunakannya.
“Aku termasuk yang masih percaya kalau ke keraton jangan pakai motif parang. Walaupun sekarang udah dibebaskan, udah gak ada lagi aturan itu. Tapi karena aku percaya banget kalau parang itu adalah pedang, jadi enggak deh. Dan kalau kawinan pakai parang enggak sih, gue nggak mau perang,” tutur Asti sambil tertawa.
”Artikel ini bersumber sekaligus hak milik dari website suara.com. Situs https://wargasipil.com adalah media online yang mengumpulkan informasi dari berbagai sumber terpercaya dan menyajikannya dalam satu portal berita online (website aggregator berita). Seluruh informasi yang ditampilkan adalah tanggung jawab penulis (sumber), situs https://wargasipil.com tidak mengubah sedikitpun informasi dari sumber.”