wargasipil.com – Kucing sebenarnya juga memiliki kemampuan mengenali emosi pemiliknya, seperti anjing.
Hanya saja hewan berbulu ini memang terlihat lebih cuek bahkan saat kita merasa sedih.
Namun jangan salah, ahli perilaku hewan di Purina, Ragen McGowan, PhD. berpendapat, pandemi yang membuat orang lebih banyak menghabiskan waktu di rumah dapat memperat hubungan dengan kucingnya.
“Kucing menjadi lebih terikat dengan tuannya dan kemungkinan dapat menginterpretasikan rasa sedih manusia lebih baik,” ujar McGowan, sebagaimana dikutip dari Daily Paws.
Bahkan faktanya, kucing adalah mahluk yang menggunakan petunjuk tertentu untuk menyesuaikan perilakunya.
Kucing memiliki beberapa cara unik untuk mengetahui keadaan emosional pemiliknya.
-
Bau
Kucing mungkin menggunakan bau tubuh untuk mengidentifikasi.
Namun, belum jelas apakah kucing dapat mencium dan mengidentifikasi kita jika kita melepaskan aroma yang menandakan kesedihan.
-
Petunjuk visual
Kucing memang bisa mengenali objek, namun ekspresi wajah juga rupanya tidak banyak membantu.
“Meski kucing dapat mengenali objek, penelitian menunjukkan, kucing mengalami kesulitan mengenali wajah manusia,” kata McGowan.
Kendati demikian, ada isyarat visual yang dapat dipahami kucing, yakni tatapan.
“Kucing sensitif terhadap tatapan atau ke arah mana mata kita melihat. Dan kucing akan menggunakan ini untuk menilai suasana hati atau niat manusia,” kata McGowan.
-
Suara
Rupanya, kucing dapat bereaksi pada suara pemiliknya.
“Artinya, kucing dapat membedakan keadaan emosi manusia berdasarkan nada suara, atau jika manusia mengeluarkan suara ‘sedih’ atau ‘bahagia’,” kata McGowan.
Cara kucing mengintepretasikan emosi manusia
Mungkin, kita pernah menangkap basah kucing yang tengah menatap kita saat kita menangis. Nah, apa maknanya?
Menurut McGowan, kucing menatap kita saat menangis karena kucing mencoba untuk memahami apa yang dilihat dan didengarnya.
Ya, kucing mungkin tak memahami apa makna tangisan. Namun, kucing akan mengumpulkan petunjuk sebanyak-banyaknya untuk memahami dan menyesuaikan petunjuk itu.
Kucing pun dapat mengasosiasikan bahasa tubuh sedih kita dengan ingin mendapatkan perhatian.
Namun selain itu, belum jelas apakah kucing dapat memahami kesedihan seseorang dengan cara yang sama dengan kita.
Kendati demikian, tetap ada bukti bahwa kucing dapat menghibur manusia saat sedih.
“Saat pemiliknya depresi, kucing akan menggesekkan kepalanya lebih sering.”
“Sepertinya kucing mencoba merespons keadaan emosional majikannya dengan mencoba menghibur atau menarik perhatian,” ujar McGowan.
Bagaimana emosi manusia berpengaruh pada kucing
Kucing memiliki dampak besar pada perasaan pemiliknya.
Buktinya, hanya dengan mengelus bulunya saja, kita akan merasa bahagia karena ada zat kimia “bahagia” yang dilepaskan di otak.
Nah, hal yang sebaliknya juga bisa terjadi lho.
“Beberapa penelitian menemukan, pemilik dan kucing saling mencerminkan kesejahteraan dan perilaku satu sama lain,” kata McGowan.
Bahkan, survei yang dilakukan Purina juga menemukan bahwa 71 persen pemilik kucing setuju bahwa mereka merasa kucing peliharaannya stres ketika mereka stres.
Jadi, penting bagi kita untuk memelihara kesehatan mental agar kucing tidak ikut terdampak.
Jika merasa sedih, elus saja kucing. Namun jika kita mulai melihat tanda-tanda kecemasan pada kucing, McGowan menyarankan untuk melakukan pengayaan lingkungan (enrichment).
Atau, bisa pula bertanya kepada dokter hewan terkait suplemen menenangkan apa yang cocok untuk kucing.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.