Wamen BUMN sebut bank agen dan QRIS akselerasi inklusi keuangan

Wamen BUMN sebut bank agen dan QRIS akselerasi inklusi keuangan

Wamen BUMN sebut bank agen dan QRIS akselerasi inklusi keuangan

wargasipil.com – Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) II Kartika Wirjoatmodjo menyebut bank agen dan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) telah mengakselerasi inklusi keuangan di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir.

Berdasarkan survei Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dia menjelaskan indeks inklusi keuangan Indonesia meningkat signifikan dari yang hanya di kisaran 50 persen pada 2015, menjadi 83,4 persen pada tahun 2021.

“Saya pikir dua layanan ini (bank agen dan QRIS) adalah kunci dari naiknya inklusi keuangan dari 50 persen (pada 2015) sampai 84 persen pada 2021,” kata Tiko dalam SOE International Conference bertajuk “The Role of SOEs in Broadening Financial” yang dipantau di Jakarta, Senin.

Lebih lanjut, dua layanan yang di inisiasi oleh pemerintah ini telah menciptakan ekosistem yang di dalamnya banyak terdapat pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), yang akhirnya berperan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

Selain itu, dua layanan ini juga telah memudahkan masyarakat Indonesia, yang secara geografis tinggal di negara maritim atau kepulauan.

“Kedua layanan ini (bank agen dan QRIS) memudahkan orang di setiap pulau untuk mengakses perbankan secara remote, tanpa harus datang ke kantor cabang,” kata Tiko.

Dalam kesempatan ini, dia menyampaikan pemerintah sedang meningkatkan inklusi keuangan pelaku usaha ultra mikro, yang dari 45 juta pelaku usaha ultra mikro, 30 juta diantaranya belum memiliki akses yang memadai terhadap keuangan.

“Mereka (pelaku usaha ultra mikro) sudah memiliki akun bank atau financial payment, namun, mereka tidak memiliki akses yang memadai ke keuangan,” ujar Tiko.

Tidak hanya itu, dalam meningkatkan inklusi keuangan, juga terus dibarengi dengan meningkatkan literasi keuangan dan perlindungan konsumen secara masif.

“Masyarakat tidak hanya memiliki kemudahan dalam akses keuangan akan tetapi mendapatkan akses perlindungan, ini sangat penting,” ujar Tiko.

Sebagai informasi, indeks inklusi keuangan di Indonesia mencapai 83,6 persen pada 2021, dan beberapa indikator utama yang mendukung pencapaian ini meliputi peningkatan akses keuangan, akselarasi penggunaan jasa keuangan formal, dan membaiknya kualitas jasa keuangan.

”Artikel ini bersumber sekaligus hak milik dari website antaranews.com. Situs https://wargasipil.com adalah media online yang mengumpulkan informasi dari berbagai sumber terpercaya dan menyajikannya dalam satu portal berita online (website aggregator berita). Seluruh informasi yang ditampilkan adalah tanggung jawab penulis (sumber), situs https://wargasipil.com tidak mengubah sedikitpun informasi dari sumber.”