Membaik, neraca pembayaran triwulan II-2022 surplus US$2,4 M

Membaik, neraca pembayaran triwulan II-2022 surplus US,4 M

Membaik, neraca pembayaran triwulan II-2022 surplus US$2,4 M

Neraca perdagangan Indonesia (NPI) pada triwulan II-2022 surplus US$2,4 miliar atau membaik dibandingkan periode sebelumnya, yang defisit US$1,8 miliar. Sehingga, menopang terjaganya ketahanan eksternal. Hal ini terjadi karena didukung surplus transaksi berjalan yang meningkat dan perbaikan defisit transaksi modal dan finansial.

Dengan peningkatan kinerja NPI tersebut, posisi cadangan devisa pada akhir Juni 2022 mencapai US$136,4 miliar atau setara dengan pembiayaan 6,4 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Pun berada di atas standar kecukupan internasional.

Peningkatan surplus transaksi berjalan naik signifikan di triwulan II-2022 terjadi karena didominasi membaiknya kinerja ekspor nonmigas. Transaksi berjalan mengalami surplus hingga US$3,9 miliar atau sebesar 1,15% dari PDB. Jumlah ini naik signifikan dari capaian surplus pada triwulan sebelumnya sebesar US$0,4 miliar, yang hanya berkontribusi pada PDB sebesar 0,1%.

“Kinerja transaksi berjalan tersebut terutama didukung oleh peningkatan surplus neraca perdagangan nonmigas seiring dengan harga komoditas global yang tetap tinggi,” kata Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI), Erwin Haryono, dalam keterangan resminya, Jumat (19/8).

Jika melihat neraca perdagangan migas yang mengalami peningkatan defisit, ini dipengaruhi kenaikan impor migas seiring tingginya permintaan dan mobilitas masyarakat dalam negeri serta naiknya harga minyak dunia. Sedangkan pada neraca pendapatan primer dan neraca jasa yang juga mengalami peningkatan defisit, ini selaras dengan akselerasi aktivitas ekonomi domestik dan pembayaran imbal hasil investasi periode laporan.

Lebih lanjut, Erwin menambahkan, kondisi transaksi modal dan finansial pada triwulan II-2022 tetap terjaga meski saat ini pasar keuangan global sedang tidak pasti. Bank sentral mencatatkan, transaksi modal dan finansial pada triwulan II-2022 masih mengalami defisit. tetapi lebih baik daripada triwulan sebelumnya. Saat ini, transaksi modal dan finansial defisit US$1,1 miliar atau setara dengan 0,3% dari PDB, sedikit lebih rendah daripada triwulan I-2022 sebesar US$2,1 miliar atau 0,7% dari PDB.

“Membaiknya kinerja transaksi modal dan finansial didukung oleh aliran masuk neto (surplus) investasi langsung sebesar US$3,1 miliar, melanjutkan capaian surplus di triwulan sebelumnya yang mencerminkan optimism investor terhadap prospek pemulihan ekonomi dan iklim investasi domestik yang terjaga,” tuturnya.

Erwin juga menyampaikan, adanya perbaikan terbatas pada kinerja investasi portofolio lantaran mencatat defisit yang lebih rendah sebesar US$0,4 miliar di tengah tingginya ketidakpastian pasar keuangan global. Sementara itu, transaksi investasi lainnya mencatat kenaikan defisit yang disebabkan peningkatan kebutuhan pembayaran kewajiban yang jatuh tempo sesuai pola kuartalan. 


Artikel ini bersumber dari www.alinea.id.