Masalah Siber-Tanah Bikin Pengusaha Masih Ragu Investasi di IKN

Masalah Siber-Tanah Bikin Pengusaha Masih Ragu Investasi di IKN

Masalah Siber-Tanah Bikin Pengusaha Masih Ragu Investasi di IKN

wargasipil.com – Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Arsjad Rasjid mengungkap kekhawatiran investor yang akan investasi di IKN Nusantara. Salah satu yang disinggungnya adalah terkait keamanan siber.

Masalah lainnya adalah terkait dengan pertanahan, insentif, kelistrikan di IKN, dan lainnya.

“Kekhawatiran setiap orang berbeda-beda. Ini nanti gimana pak, ada masalah siber misalnya. Masalah tanahnya gimana, insentif apa yang bisa didapatkan. Kira-kira bagaimana kelangsungan listrik, pasti banyak pertanyaan,” katanya saat ditemui di Ciputra Artpreneur, Jakarta Selatan, Selasa (23/5/2023).

Ia mengatakan, banyak pihak menginginkan pembangunan IKN supaya lebih cepat. Pengusaha juga mendorong pemerintah untuk segera mempercepat pembangunan IKN.

“Kita semua ingin cepat. Namanya pengusaha pengen cepet terus, berusaha pengen cepet terus karena ini masalah waktu. Pemerintah bekerja cepat. Kalau kurang cepat kita dorong terus. Cuma bagaimanapun ada bisnis proses yang mesti dijalankan,” bebernya.

Ia pun tak menampik dampak pemilu membuat segelintir pengusaha khawatir. Namun secara umum pengusaha memandang proses demokrasi di Indonesia aman.

“Pasti ada pemikiran itu. Tapi kan semua punya kekhawatiran. Di sini Indonesia pada pemilu lalu kenceng, apa yang terjadi Jokowi-Prabowo bersatu gotong royong. Ini udah melihat Indonesia bagaimanapun proses demokrasi kita aman. kita harus percaya itu dan jelaskan ke investor. Bukti aja, lihat yang lalu. Sekarang satu tahun jelang pemilu masih tenang-tenang aja,” imbuhnya.

“(Investor) Malaysia aja suka, Brunei suka, saya berkunjung ke sana, mereka ingin membangun,” tuturnya.

Arsjad menyebut saat ini merupakan tahap awal pembangunan IKN, sehingga tidak bisa memuaskan semua orang. Tapi yang terpenting adalah investasi di IKN bisa dilakukan dengan aman dan secara jangka panjang.

“Jadi kalau kita lihat minatnya sudah besar sekali. Anggaplah mau pacaran, berkenalan abis kenalan pacaran baru nikah, nah ini suatu proses. Jangan dianggap ini baru pengen langsung menikah, ini baru pacaran, lagi proses PDKT. Yang penting infrastruktur sekarang sudah disi pemerintah,” pungkasnya.