Merdeka.com – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan mengaku risih dengan permintaan Amerika Serikat terkait penurunan emisi.
Alasannya, Indonesia baru mulai akan mengoptimalkan industrialisasi tetapi diminta menurunkan emisi karbon setara dengan negara maju. Padahal, negara maju lainnya harus menurunkan emisi karbon dengan target yang sama dengan Indonesia.
“Saya ada meeting dengan Janet Yellen, kita (ada pertemuan) bilateral bulan lalu. Dia bicara soal energi transisi. Saya bilang kalian itu (industrialisasinya) sudah di sini (tinggi), kalian sudah banyak hasilkan emisi karbon dan kami baru mulai industrinya. Kalau kami turunkan karbon, kamu juga turunkan juga dong,” cerita Luhut saat mengisi Kuliah Umum di Universitas Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat (19/8).
Lebih lanjut dia menjelaskan, emisi karbon yang dihasilkan industri Indonesia 2,3 ton per kapita. Sedangkan Amerika Serikat sudah mencapai 14 tor per kapita.
Besarnya perbedaan emisi karbon yang dihasilkan ini membuat Luhut enggan protes jika Indonesia harus menurunkan emisi dengan jumlah yang sama. Dia menginginkan penurunan emisi karbon menyesuaikan dengan emisi yang dilepaskan.
“Kalian (AS) sudah bakar banyak dan kami harus turun sama seperti kalian, tidak bisa. Makanya saya utus Rahmat, Edo dan Gita untuk urus ini dengan utusannya (AS),” kata dia.
Dalam rangka menurunkan emisi karbon, kata Luhut Indonesia sudah memulai dengan langkah nyata. Salah satunya dengan menanam mangrove di sepanjang pesisir pantai. Tidak kurang dari 600 ribu hektar ditargetkan bisa ditanam dalam program ini.
“Kita terbesar di dunia, replanting kita buat 600 ribu hektar,” kata dia.
Hal ini menunjukkan Indonesia juga serius dalam menangani tantangan perubahan iklim meski sedang menggarap industrialisasi. Luhut pun menyebut komitmen AS yang perlu dipertanyakan karena belum ada bukti nyata untuk menurunkan emisi karbon.
“Saya bicara dengan Amerika, kalian ini terlalu banyak janji, tidak ada implementasinya, janjinya nol,” pungkasnya. [azz]
Baca juga:
Pertumbuhan Pembangunan PLTU Indonesia Disebut Tertinggi di Negara G20
Jokowi: Kalimantan Utara akan Jadi Green Industrial Park Terbesar di Dunia
Di Forum G20, PKT Paparkan Strategi Tekan Emisi Karbon 436.000 Ton Sepanjang 2022
Pemerintah Masih Tunggu Waktu yang Tepat Terapkan Pajak Karbon
Membongkar Kontribusi Perusahaan Jepang di Indonesia dalam Antisipasi Perubahan Iklim
Pemerintah Dorong Pemanfaatan Hutan Tekan Emisi Karbon
Artikel ini bersumber dari www.merdeka.com.