Harga minyak naik di Asia, dipicu pasokan yang ketat & pelemahan dolar

Harga minyak naik di Asia, dipicu pasokan yang ketat & pelemahan dolar

Harga minyak naik di Asia, dipicu pasokan yang ketat & pelemahan dolar

wargasipil.com – Harga minyak naik di sesi Asia pada Selasa sore, didukung oleh melemahnya dolar AS dan pasokan yang ketat, meskipun kenaikan dibatasi oleh momok permintaan bahan bakar yang lebih rendah dari China karena tetap dengan kebijakan nol-COVID yang ketat.

Harga minyak mentah berjangka Brent terangkat 82 sen atau 0,9 persen, menjadi diperdagangkan di 92,44 dolar AS per barel pada pukul 06.43 GMT. Sementara itu harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS naik 86 sen atau 1,0 persen, menjadi diperdagangkan di 86,32 dolar AS per barel.

Indeks dolar AS – yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama termasuk sterling – merosot ke level terendah sejak 6 Oktober. Dolar yang lebih lemah membuat minyak lebih murah bagi pembeli yang memegang mata uang lain, membuat mereka lebih mungkin untuk melakukan pembelian.

Menyusul pengurangan produksi tajam yang disepakati oleh OPEC+ – Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya, termasuk Rusia – awal bulan ini, investor terlihat meningkatkan posisi beli mereka di pasar berjangka, kata analis ANZ Research dalam sebuah catatan.

Negara-negara anggota OPEC+ telah berbaris untuk mendukung pemotongan target produksi setelah Gedung Putih menuduh Riyadh memaksa beberapa negara lain untuk mendukung langkah tersebut.

Sementara itu ekspektasi bahwa China akan tetap berpegang pada kebijakan moneter yang longgar untuk membantu ekonominya, yang tertatih-tatih oleh pembatasan COVID-19, memberikan beberapa dukungan pada harga minyak. Bank sentral negara itu memperpanjang pinjaman kebijakan jangka menengah yang jatuh tempo pada Senin (17/10/2022) sambil mempertahankan suku bunga utamanya tidak berubah untuk bulan kedua.

Namun, prospek permintaan bahan bakar China membebani sentimen setelah importir minyak mentah utama dunia itu menunda rilis indikator ekonominya, yang semula dijadwalkan keluar pada Selasa, kata Analis CMC Markets, Tina Teng. Tidak ada tanggal untuk rilis yang dijadwalkan ulang telah diberikan.

Kepatuhan China terhadap kebijakan nol-COVID terus meningkatkan ketidakpastian tentang pertumbuhan ekonomi negara itu, kata Teng.

Di sisi penawaran, stok minyak mentah AS diperkirakan telah meningkat untuk minggu kedua berturut-turut dan diperkirakan telah meningkat sebesar 1,6 juta barel dalam seminggu hingga 14 Oktober, jajak pendapat awal Reuters menunjukkan pada Senin (17/10/2022).

Produksi di Permian Basin Texas dan New Mexico, cekungan minyak serpih terbesar AS, diperkirakan akan meningkat sekitar 50.000 barel per hari (bph) ke rekor 5,453 juta barel per hari bulan ini, kata Badan Informasi Energi AS.

”Artikel ini bersumber sekaligus hak milik dari website antaranews.com. Situs https://wargasipil.com adalah media online yang mengumpulkan informasi dari berbagai sumber terpercaya dan menyajikannya dalam satu portal berita online (website aggregator berita). Seluruh informasi yang ditampilkan adalah tanggung jawab penulis (sumber), situs https://wargasipil.com tidak mengubah sedikitpun informasi dari sumber.”