wargasipil.com – Fraksi Partai Golkar DPR menilai tema RAPBN 2024 yakni “Mempercepat Transformasi Ekonomi yang Inklusif dan Berkelanjutan” sangat tepat dalam memotret sekaligus menjawab segala tantangan yang ada.
Pasalnya, percepatan transformasi ekonomi dibutuhkan guna menjaga kesinambungan pembangunan nasional.
“Guna mencapai target dan tujuan RAPBN 2024, Fraksi Partai Golkar berpandangan bahwa pemerintah perlu terus melanjutkan dan memperkuat sejumlah agenda reformasi,” ujar Anggota Komisi I DPR dari Fraksi Partai Golkar Dave Akbarshah saat membacakan Pandangan Fraksi Golkar atas Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal RAPBNTahun 2024 di Jakarta, Selasa.
Reformasi tersebut yaitu seperti reformasi struktural, birokrasi, perpajakan, serta keuangan.
Dari sisi indikator ekonomi makro, Fraksi Golkar berpandangan bahwa target pertumbuhan ekonomi pada 2024 di kisaran 5,3 persen hingga 5,7 persen terbilang realistis, mengingat Indonesia merupakan salah satu negara terbaik dalam pemulihan ekonomi pascapandemi COVID-19.
Selain itu, ia turut mengapresiasi optimisme pemerintah mengusulkan target inflasi tahun 2024 pada kisaran 1,5 persen hingga 3,5 persen.
Namun, di tengah tren inflasi dunia yang diperkirakan masih relatif tinggi hingga 2024 mendatang, target tersebut perlu dicermati secara saksama.
“Terlebih, pada 2024 akan berlangsung pesta demokrasi pemilu serentak serta wacana kenaikan gaji aparatur sipil negara (ASN) yang berpotensi meningkatkan laju inflasi secara nasional,” tuturnya.
Kemudian, lanjut Dave, terhadap nilai tukar rupiah yang diproyeksikan pada kisaran Rp14.700 hingga Rp15.300 per dolar AS, Fraksi Golkar mendukung pemerintah bersama Bank Indonesia (BI) meningkatkan kualitas pengelolaan devisa, khususnya terkait regulasi devisa hasil ekspor (DHE) agar mampu berkontribusi optimal terhadap ketahanan kurs rupiah.
“Stabilitas politik juga menjadi faktor yang sangat penting dalam menjaga iklim investasi sebagai salah satu sumber devisa utama di tahun 2024,” kata Dave menambahkan.Dari sisi postur RAPBN 2024, dia menyebutkan pendapatan negarayang ditargetkan dalam kisaran 11,81 persen hingga 12,38 persen dari produk domestik bruto (PDB) menggambarkan optimisme pemerintah dalam meningkatkan aktivitas ekonomi di tengah tingginya dinamika ekonomi global.
Namun demikian, Fraksi Partai Golkar menilai target tersebut masih dapat ditingkatkan mengingat rasio perpajakan (tax ratio), yang masih relatif rendah dibandingkan negara-negara di kawasan.
Fraksi Golkar juga mengapresiasi langkah pemerintah mengusulkan pagu indikatif belanja negara di kisaran 13,97 persen hingga 15,01 persen PDB, yang mana defisit RAPBN 2024 diusulkan sebesar 2,16 persen hingga 2,64 persen PDB, dengan rasio utang negara dalam kisaran 38,07 persen hingga 38,7 persen PDB.
Adapun keseimbangan primer ditargetkan bergerak menuju positif di kisaran defisit 0,43 persen hingga surplus 0,003 persen PDB.
“Angka-angka tersebut mencerminkan pengelolaan utang serta keberlanjutan APBN yang semakin membaik. Namun demikian, Fraksi Partai Golkar mengharapkan perhatian lebih dari pemerintah beserta penjelasannya mengenai kekayaan negara yang dipisahkan berupa aset dan kewajiban BUMN dalam rapat-rapat selanjutnya,” ucap dia.