TRIBUNWOW.COM – Berawal dari laporan yang menyudutkan pasukan militer Ukraina, organisasi non profit (NGO) Amnesty International disindir oleh pemerintahan Presiden Volodymyr Zelensky.
Amnesty diketahui melaporkan bahwa cara pasukan militer Ukraina berkonflik melawan Rusia telah membahayakan keselamatan warga sipil.
Dikutip TribunWow dari rt, kini Amnesty International telah kembali menjawab sindiran dari pemerintahan Ukraina.
Baca juga: Diprotes Wali Kota di Ukraina, Zelensky Diduga Manfaatkan Momen Konflik untuk Basmi Lawan Politik
Pada Jumat (6/8/2022), Amnesty International menegaskan mereka tetap berpegang teguh terhadap kredibilitas penelitian yang mereka lakukan bahwa tentara Ukraina telah membahayakan warga sipil saat berkonflik.
“Amnesty International sepenuhnya berpegang kepada penelitian,” ujar Sekjen Amnesty International Agnes Callamard.
Agnes turut menanggapi soal warganet di sosial media yang menghujat investigasi yang dilakukan oleh Amnesty International.
“Ini disebut propaganda perang, disinformasi, misinformasi. Ini tidak akan mengurangi ketidakberpihakan kami dan tidak akan mengubah fakta,” tegas Agnes.
Sebelumnya pada Kamis (4/8/2022), Amnesty merilis hasil penelitian mereka yang dilakukan selama April hingga Juli di timur Ukraina pada 19 kota dan desa.
Dari hasil penelitian tersebut, ditemuka sebuah pola bagaimana pasukan militer Ukraina kerap menjadikan sekolah hingga rumah sakit sebagai markas militer.
Pasukan militer Ukraina juga sempat meluncurkan serangan dari area padat penduduk yang tak jarang dibalas oleh serangan tentara Rusia sehingga menewaskan sejumlah warga sipil.
“Kami telah mendokumentasikan pola pasukan Ukraina yang membahayakan warga sipil dan melanggar hukum perang ketika mereka beroperasi di daerah berpenduduk,” ujar Sekjen Amnesty International, Agnes Callamard.
Agnes menjelaskan, posisi Ukraina yang kini bertahan dari serangan bukan berarti dibolehkan bagi pasukan militer Ukraina untuk melanggar hukum humaniter internasional.
“Militer tidak boleh menggunakan rumah sakit untuk terlibat dalam peperangan dan hanya boleh menggunakan sekolah atau rumah sipil sebagai upaya terakhir ketika tidak ada alternatif yang layak,” tegas Agnes.
Baca juga: 53 Tahanan Perang Tewas Korban Serangan Misil, AS Tuduh Rusia Rekayasa Bukti untuk Salahkan Ukraina
Dihujat Pemerintah Ukraina
Artikel ini bersumber dari wow.tribunnews.com.