Warga Sipil – Lembaga Konservasi Taman Safari Indonesia (TSI), Kabupaten Bogor, Jawa Barat, berkomitmen untuk menjaga populasi satwa liar jenis biawak komodo agar tetap lestari di Indonesia.
“Kita menegaskan komitmen bersama KLHK untuk terus berupaya menjaga populasi Komodo agar tetap lestari di Indonesia,” kata Pendiri Taman Safari Indonesia Jansen Manansang di Bogor, Senin, usai prosesi pemberangkatan enam komodo ke Cagar Alam (CA) Wae Wuul, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Ia memastikan bahwa Taman Safari Indonesia telah melakukan berbagai langkah konservasi dan habituasi dengan serius terhadap satwa komodo.
Sementara, Kepala Departemen Sains Taman Safari Indonesia drh Bongot Huaso Mulia mengatakan, Taman Safari Bogor menjadi salah satu lembaga konservasi satwa yang diberi kepercayaan oleh KLHK RI untuk melakukan pengembangan populasi dan konservasi kelestariannya.
“Ini adalah hasil dukungan semua pihak, tidak hanya ikhtiar Taman Safari Bogor saja,” kata drh Bongot.
Menurut dia, biawak komodo merupakan spesies yang rentan terhadap kepunahan, dan dikategorikan sebagai spesies rentan dalam daftar IUCN Red List. Sekitar 4.000-5.000 ekor komodo diperkirakan masih hidup di alam liar.
Populasi ini terbatas menyebar di pulau-pulau Rinca sekitar 1.300 ekor, di Gili Motang 100 sekor, Gili Dasami 100 ekor, Pulau Komodo 1.700 ekor, dan di Flores sekitar 2.000 ekor.
“Meski demikian, ada keprihatinan mengenai populasi ini karena diperkirakan dari semuanya itu hanya tinggal 350 ekor betina yang produktif dan dapat berbiak,” tuturnya.
Karena kekhawatiran ini, pada tahun 1980 Pemerintah Indonesia menetapkan berdirinya Taman Nasional Komodo untuk melindungi populasi komodo dan ekosistemnya di beberapa pulau termasuk Komodo, Rinca dan Padar. Belakangan, ditetapkan pula Cagar Alam Wae Wuul dan Wolo Tado di Pulau Flores untuk membantu pelestarian Komodo.
Ia menyebutkan, Taman Safari Indonesia tidak henti-hentinya menggalang dukungan dari semua pihak, khususnya pemerintahan dan masyarakat serta kalangan-kalangan intelektual untuk turut menjaga dan melestarikan satwa komodo.
Enam ekor Komodo yang diberangkatkan ke NTT, kata dia, merupakan hasil pengembangbiakan Taman Safari Bogor dengan dukungan PT Smelting Indonesia ini akan diterbangkan dari Bandara Soekarno Hatta pada 15 Agustus 2023 dengan pesawat Garuda Indonesia.
“Keenamnya akan menjalani proses habituasi selama kurang lebih satu bulan sebelum dilepasliarkan. Selama di Taman Safari Bogor keenamnya juga telah dilatih hidup di alam liar,” terangnya.
Keenam komodo tersebut sebelum dilepasliarkan akan dipasangi Global Positioning System (GPS) atau sistem pemosisi global untuk memonitor pergerakan dan kondisi mereka di Cagar Alam Wae Wuul.