TRIBUNWOW.COM – Amnesty International menuding pasukan Ukraina telah membahayakan warga sipil selama perang.
Dilansir TribunWow.com, lembaga itu mengatakan tentara Ukraina mendirikan pangkalan di daerah pemukiman, termasuk di sekolah dan rumah sakit.
Karenanya, pasukan Rusia menargetkan bangunan-bangunan yang banyak digunakan juga oleh masyarakat.
Baca juga: Minta Tolong ke China, Zelensky Ingin Xi Jinping Desak Rusia Akhiri Perang di Ukraina
Dalam sebuah laporan yang dirilis pada hari Kamis (4/8/2022), Amnesty membeberkan bukti yang didapat dari tim peneliti.
“Menemukan bukti pasukan Ukraina melancarkan serangan dari dalam daerah pemukiman penduduk, serta mendasarkan diri mereka di gedung-gedung sipil di 19 kota dan desa di tiga wilayah negara itu antara April dan Juli,” bunyi pernyataan itu dikutip dari Al Jazeera, Jumat (5/8/2022).
Investigasi kelompok hak asasi selama berminggu-minggu mendokumentasikan contoh pangkalan militer de facto di lima rumah sakit dan di 22 dari 29 sekolah yang dikunjungi timnya di seluruh Donbas timur, Kharkiv timur laut, dan wilayah Mykolaiv selatan.
Meskipun sekolah-sekolah Ukraina telah ditutup sejak invasi Rusia pada 24 Februari, sebagian besar dekat dengan lingkungan perumahan.
“Taktik seperti itu melanggar hukum humaniter internasional dan membahayakan warga sipil, karena mereka mengubah objek sipil menjadi target militer. Serangan Rusia berikutnya di daerah berpenduduk telah membunuh warga sipil dan menghancurkan infrastruktur sipil,” kata Amnesty.
Baca juga: Rusia Mengebom Rumah Sakit Bersalin di Kiev Ukraina, Berikut Kondisi para Pasien dan Bayinya
Ditambahkan bahwa pasukan Rusia telah menyerang banyak sekolah yang ditemukan telah digunakan oleh pasukan Kyiv.
“Hukum humaniter internasional mengharuskan pihak-pihak yang berkonflik untuk menghindari penempatan, sejauh mungkin, tujuan militer di dalam atau di dekat daerah berpenduduk padat.”
Laporan itu menambahkan sebagian besar daerah pemukiman di mana tentara Ukraina ditemukan bermarkas terletak beberapa kilometer dari garis depan perang.
Dikatakan bahwa alternatif yang layak telah tersedia seperti pangkalan militer atau daerah berhutan lebat di dekatnya, yang tidak akan membahayakan warga sipil.
“Kami telah mendokumentasikan pola pasukan Ukraina yang menempatkan warga sipil dalam risiko dan melanggar hukum perang ketika mereka beroperasi di daerah berpenduduk,” kata Agnes Callamard, sekretaris jenderal Amnesty.
“Berada dalam posisi defensif tidak membebaskan militer Ukraina dari menghormati hukum humaniter internasional.”
Artikel ini bersumber dari wow.tribunnews.com.