Warga Sipil – SMKN 1 Cirebon menjadi satu dari banyak sekolah yang menerapkan sistem sekolah masagi, program pendidikan yang dicanangkan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil. Dalam pengimplementasiannya, SMKN 1 Cirebon bekerjasama dengan seluruh lapisan guru dan murid untuk menciptakan peserta didik yang unggul.
Sebagai Kepala Sekolah SMKN 1 Cirebon , Arifuddin menyebut sekolahnya telah menjadi peserta sekolah Masagi sejak 2023. Keputusan pihak sekolah ikut dalam program Masagi dikarenakan program sekolah Masagi sesuai dengan visi dan misi SMKN 1 Cirebon .
Arifuddin juga menyebut SMKN 1 Cirebon juga telah mengimplementasikan program sekolah Masagi dalam 3 projek pengembangan siswa.
“SMKN Negeri 1 Cirebon sudah menerapkan sekolah masagi dari awal tahun 2023. Kami menerapkan program Masagi dalam 3 hal, pertama di ekstrakurikuler intrakurikuler, dan kokurikuler,” kata Kepala Sekolah SMKN 1 Cirebon , Arifuddin.
ADVERTISEMENT
Selain menerapkan pembelajaran berbasis sekolah Masagi , semua guru di SMKN 1 Cirebon juga diwajibkan menanamkan pembelajaran yang membangun karakter siswa.
“Karakter budaya masagi, masuk dalam setiap lini pelajaran. Guru diwajibkan menerapkan pembelajaran yang berkarakter pada siswanya. Hal ini yang menjadikan siswa siswi SMKN 1 Cirebon berbudaya,” kata Arifuddin.
Dengan adanya program sekolah Masagi , siswa-siswi SMKN 1 Cirebon tumbuh jadi pribadi yang berbudaya dan berkarakter.
“Generasi sekarang sangat gampang kita kenalkan pada budaya, anak-anak sangat mengenal budaya lokal. Dengan adanya sekolah masagi anak-anak lebih tereksplor,” ujar Arifuddin.
Jabar Masagi merupakan program yang bertujuan menguatkan fondasi generasi muda di Jabar dengan nilai-nilai pendidikan karakter. Hal itu diwujudkan dengan mengembalikan pendidikan budi pekerti yang berdampak pada perilaku sosial. Yang mana nilai-nilai kearifan lokal Jabar menjadi dasarnya.
Pencanangan program ini selain merupakan acuan praktis dalam berperilaku, sekaligus merupakan reaktualisasi nilai-nilai kesundaan yang telah lama dianut.
Melalui program gerakan yang dimotori oleh pemerintah daerah, semangat pemahaman dan pengamalan kembali terhadap nilai-nilai kesundaan dapat digelorakan secara semarak dan lebih kontekstual.
Dengan Jabar Masagi , generasi muda diharapkan dapat menjadi manusia berbudaya. Manusia berbudaya ini memiliki kemampuan untuk bisa belajar merasakan (surti/rasa), belajar memahami (harti/karsa), belajar melakukan (bukti), belajar hidup bersama (bakti/dumadi nyata).
Jabar Masagi adalah fokus membangun manusia. Jabar Masagi adalah menumbuhkan manusia Masagi Jawa Barat untuk belajar merasakan (surti/rasa), belajar memahami (harti/karsa), belajar melakukan (bukti/karsa), belajar hidup bersama (bakti/dumadi nyata) untuk melayani.
Manusia Masagi Niti Surti adalah Manusia Jabar yang belajar untuk merasakan, menghargai prikehidupan manusiawi. Seseorang perlu memiliki kepekaan baik dalam berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain, juga dalam menyikapi gejala atau fenomena sosial yang terjadi. Sumber kepekaan adalah hati dan rasa. Kepekaan adalah wujud dari kepedulian. Peka dan peduli adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan.
Baca Juga: Korban Body Check Miss Universe Indonesia Kena Bully, Komnas Perempuan: Jangan Buat Kritik Alat Pembungkam
Manusia Masagi Niti Harti, artinya manusia yang belajar untuk mengetahui megembangkan akal. Manusia yang mengerti atau memahami tentang kehidupan. Intinya seseorang perlu memiliki wawasan yang luas, mampu memahaminya, dan melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari. Kata harti tidak dapat lepas dari kata pangarti,pangabisa, atau pangaweruh yang zaman sekarang disebut sebagai kompetensi, yaitu sejumlah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang yang dicerminkan dalam sikap, pengetahuan, dan keterampilan setelah mengikuti sebuah proses pendidikan.
Manusia Masagi Niti Bukti maknanya adalah manusia Jabar yang belajar untuk melakukan, membuktikan laku diri. Artinya seseorang harus mampu berkarya atau memberi bukti. Generasi muda sebagai agen perubahan dan calon penerus pembangunan harus menjadi generasi yang pandai berkarya dan memberikan bukti sebagai bukti peran sertanya dalam pembangunan bangsa dan negara. Kebermanfaatan seseorang tergantung dari sejauh mana bukti, karya, kinerja, dan kebermanfaatannya untuk orang lain.
Ngabakti artinya bisa dalam artian seorang anak yang berbakti kepada orang tuanya, bakti murid terhadap gurunya, atau bakti seorang warga negara terhadap bangsa dan negaranya. Bakti seorang anak terhadap orang tua misalnya dengan melaksanakan perintah orang tua, menaati nasihatnya, membantu pekerjaan orang tua, dan tidak menyakiti hatinya. Bakti murid terhadap guru misalnya belajar dengan sungguh-sungguh, melaksanakan perintahnya, dan menaati nasihatnya. Bakti seorang warga negara terhadap bangsa dan negaranya misalnya dengan berpartisipasi dalam pembangunan sesuai dengan profesi, pekerjaan, dan kemampuannya masing-masing. Dalam kehidupan masyarakat kita mengenal isitilah “kerja bakti” atau juga disebut dengan gotong royong, yaitu bekerja bersama-sama membangun, memperbaiki, atau membersihkan fasilitas umum untuk kepentingan publik. Hal tersebut juga bisa disebut bakti terhadap negeri. Intinya bakti adalah cerminan sikap terpuji atau akhlak mulia yang dimiliki oleh seseorang. Manusia Masagi Niti Bakti adalah manusia Jabar yang belajar untuk hidup bersama, berbakti pada negeri.***