Warga Sipil – Korban dugaan pelecehan yang juga finalis Miss Universe Indonesia mengungkapkan kegiatan body checking dilakukan di ballroom sebuah hotel di Jakarta. Kegiatan body checking yang diikuti 30 perserta ini dilakukan di ruangan yang cukup besar, tanpa ada ruang privasi bagi setiap finalis.
Tak pelak hal itu yang membuat finalis Miss Universe Indonesia merasa malu dan martabatnya direndahkan. Belum lagi di lokasi tempat pemotretan berlangsung, terdapat tiga pria yang menyaksikan mereka telanjang.
Finalis yang melapor ke Polda Metro Jaya juga mengungkapkan ada kamera pengawas CCTV di ballroom hotel tersebut. Finalis Miss Universe Indonesia merasa khawatir rekaman kejadian pemotretan bakal disebarluaskan.
Oleh karena itu, Polda Metro Jaya pun langsung melakukan investigasi ke tempat kejadian perkara (TKP) di kawasan Jakarta Pusat. Investigasi di TKP dimaksudkan agar pihak kepolisian memiliki gambaran untuk penyelidikan lanjutan.
“Betul. Hanya pengecekan awal asaja, selanjutnya kita akan lakukan pendalaman lagi,” ujar Plh Kasubdit Renakta Ditreskrimum Polda Metro Jaya Kompol Yuliansyah, dikutip dari PMJ News.
Kasus yang dialami finalis Miss Universe Indonesia pada 1 Agustus 2023 lalu itu tengah jadi sorotan masyarakat. Tak hanya di Indonesia, tapi sudah sampai ke telinga masyarakat internasional.
Sejumlah media internasional seperti Reuters hingga ABC News juga telah memberitakan dugaan pelecehan seksual tersebut. Masyarakat dunia kemudian menuntut adanya keadilan bagi para korbannya.
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPA) terus mendorong kasus ini bisa diusut dengan tuntas. Apalagi tindakan pelecehan tersebut dinilai menjatuhkan martabat perempuan dan merampas hak asasi manusia.
“Sangat menyayangkan dugaan kasus pelecehan seksual yang oleh panitia mengatasnamakan proses body checking. Perlakuan yang merendahkan martabat perempuan dan ini sudah melanggar HAM,” ujar Menteri PPA Bintang Puspayoga.
Menteri PPA juga mengapresiasi para korban yang berani speak up ke khalayak. Dia mendorong korban lainnya mau mengungkap insiden tersebut, agar tak menjadi kebiasaan di masa depan.
“Saya salut atas keberanian mereka untuk melapor dan mereka melapor ini bukan untuk kepentingan diri mereka sendiri, tetapi juga untuk menyelamatkan teman-teman mereka yang masih takut melapor,” kata Bintang.
Kementerian PPA menyatakan akan membantu korban mengusut tuntas kasus pelecehan seksual tersebut. Mereka juga bersedia memberikan perlindungan bagi saksi maupun korban.***