Batas Usia Minimum Capres-Cawapres 35 Tahun, Ini 7 Politisi Muda di Indonesia

Batas Usia Minimum Capres-Cawapres 35 Tahun, Ini 7 Politisi Muda di Indonesia

Batas Usia Minimum Capres-Cawapres 35 Tahun, Ini 7 Politisi Muda di Indonesia

Warga Sipil – Dewan Perwakilan Rakyat ( DPR ) dan pemerintah menunjukkan sikap sepakat untuk merubah batas usia minimum calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) yang tercantum dalam UU Pemilu, menurunkan batas usia tersebut dari 40 tahun menjadi 35 tahun. Dalam sidang di Mahkamah Konstitusi, perwakilan DPR dan pemerintah, yaitu Anggota Komisi III DPR Fraksi Gerindra Habiburokhman dan Staf ahli Kementerian Dalam Negeri Togap Simangunsong, memberikan keterangan terkait keputusan tersebut.

Habiburokhman, mewakili DPR , menjelaskan bahwa penurunan batas usia tersebut memiliki tujuan untuk memastikan bahwa calon pemimpin memiliki kemampuan dan kewajiban dalam menjalankan tugasnya dengan bijak untuk masyarakat, bangsa, dan negara. Dia menambahkan bahwa batas usia ini juga berfungsi sebagai parameter untuk menilai kemampuan seseorang dalam aspek intelektualitas, spiritualitas, dan emosionalitas.

Habiburokhman juga menyatakan bahwa reformasi birokrasi harus mampu beradaptasi dengan perkembangan masyarakat baik secara nasional maupun global.

ADVERTISEMENT

Oleh karena itu, penting untuk memiliki pemimpin yang memiliki kualifikasi dan pengalaman yang memadai dalam memimpin.

Aldi Taher , S.E, adalah seorang multitalenta Indonesia lahir pada 25 Oktober 1985, yang dikenal sebagai aktor, pelawak, model, penyanyi, penulis lagu, presenter, dan politikus. Dia telah mendaftar sebagai Calon Anggota DPR RI 2024–2029 dari Partai Perindo.

Awalnya, Aldi Taher memulai keterlibatannya dalam politik dengan menjadi anggota Partai Keadilan Sejahtera (PKS) pada Oktober 2019, dengan rencana menjadi bakal calon bupati dalam pemilihan umum Bupati Cianjur 2020. Namun, usahanya ini tidak berhasil mendapatkan tiket partai. Dia bahkan melakukan perubahan nama secara hukum dari Rahmat Aldiansyah menjadi Aldi Taher untuk ikut serta dalam kontestasi politik di Cianjur.

Aldi Taher kemudian mencoba peruntungannya dalam beberapa pemilihan lainnya, termasuk menjadi bakal calon wakil gubernur Sumatra Barat pada Februari 2020 dan bakal calon wakil gubernur Sulawesi Tengah pada Juli 2020, namun kedua upaya ini juga tidak berhasil. Ia pernah berpindah-pindah afiliasi partai, termasuk Partai Golongan Karya (Golkar) dan Partai Bulan Bintang, sebelum akhirnya mendaftar sebagai calon anggota DPR RI dari Partai Perindo pada Mei 2023.

Nadiem Makarim, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Indonesia, penah menjadi menteri termuda dalam Kabinet Jokowi. Ia lahir di Singapura pada 4 Juli 1984 dan dipilih sebagai menteri karena latar belakang profesionalnya.

Nadiem adalah anak dari Nono Anwar Makarim dan Atika Algadri. Ia memiliki latar belakang keturunan yang beragam, dengan ayah dari garis keturunan Arab-Minang dan ibu dari campuran Arab-Jawa-Madura.

Ayahnya adalah seorang aktivis dan pengacara terkemuka, sementara ibunya seorang penulis lepas dan merupakan putri dari Hamid Algadri, seorang perintis kemerdekaan Indonesia.

Dito Airo Tedjo lahir 25 September 1990, Politisi Golkar dan menteri termuda dalam kabinet Jokowi yang saat ini menjabat Menteri Pemuda dan Olahraga. Lahir dari pasangan Arie Prabowo Ariotedjo dan Arti Laksmigati Ariotedjo. Ayahnya adalah mantan Direktur Utama PT Aneka Tambang.

Dito merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara, dengan dua kakak yakni Aryo Prakoso Ariotedjo dan Dwi Lestari Pramesti Ariotedjo. Kakek Dito, Marsekal Madya TNI (Purn.) Sri Bimo Ariotedjo, pernah menjabat Duta Besar Indonesia untuk Filipina.

Dito menempuh pendidikan di SD Tarakanita 2 Jakarta, SMP Al-Izhar Jakarta, dan SMA Negeri 6 Jakarta. Ia lalu menyelesaikan pendidikan tingginya di Fakultas Hukum Universitas Indonesia pada 2012.

Tsamara Amany Alatas, politikus Indonesia kelahiran 24 Juni 1996, dikenal sebagai Ketua DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dari tahun 2017 hingga 2022. Dia pernah menjadi juru bicara pasangan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden, Joko Widodo-Maruf Amin, dalam Pemilu 2019. Setelah pemilu, Tsamara melanjutkan studi S2 di Amerika Serikat, dan pada April 2022, ia mengumumkan keluar dari PSI untuk lebih fokus pada isu-isu perempuan.

Tsamara Amany juga memiliki sejarah terlibat dalam berbagai inisiatif politik dan reformasi, termasuk menjadi saksi dalam uji materi syarat calon independen dan berkontribusi dalam revisi UU Pilkada yang berkaitan dengan calon independen.

Pada 2016, ia bekerja sebagai staf magang Gubernur DKI Jakarta, terlibat dalam upaya untuk menyederhanakan perizinan usaha dan meningkatkan peringkat izin memulai usaha dalam survei Bank Dunia.

Dalam Pemilu 2019, Tsamara Amany mencalonkan diri sebagai anggota legislatif dari beberapa daerah pemilihan di Jakarta, meraih suara terbesar kedua di daerahnya. Meskipun sukses dalam perolehan suara, ia tidak berhasil masuk ke DPR karena partainya, PSI, tidak mencapai ambang batas parlemen yang ditetapkan.

Dr. H. Emil Elestianto Dardak, atau dikenal sebagai Emil Dardak, adalah seorang politisi Indonesia yang saat ini menjabat sebagai Wakil Gubernur Jawa Timur sejak Februari 2019 dan juga menjadi Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Demokrat Jawa Timur. Sebelumnya, ia telah berpindah dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ke Demokrat.

Pada 2015, Emil Dardak bersama Mochamad Nur Arifin mencalonkan diri sebagai pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Trenggalek pada Pemilihan Kepala Daerah Serentak 2015. Mereka berhasil memenangkan pemilihan ini dengan dukungan dari koalisi tujuh partai politik, termasuk Partai Demokrat dan Partai Golkar.

Pada 2018, Emil Dardak berpasangan dengan Khofifah Indar Parawansa dalam Pemilihan umum Gubernur Jawa Timur 2018. Mereka berhasil memenangkan pilkada ini dengan dukungan dari berbagai partai seperti Partai Demokrat, Golkar, PPP, Partai NasDem, PAN, dan Hanura, mengalahkan pasangan lawan dengan perolehan suara sekitar 53,55 persen dari total suara.

Gibran Rakabuming Raka, lahir pada 1 Oktober 1987, merupakan seorang pengusaha dan politisi Indonesia yang saat ini menjabat sebagai Wali Kota Surakarta setelah dilantik pada 26 Februari 2021. Sebagai putra sulung Jokowi, ia merintis bisnis dengan mendirikan katering Chilli Pari dan perusahaan kuliner martabak bernama Markobar.

Pada Pilkada 2020, Gibran mendaftarkan diri sebagai bakal calon walikota Solo dari PDI-P untuk periode 2020-2025, namun tindakannya ini memicu kritik terkait dugaan praktik politik dinasti dalam keluarga Presiden Joko Widodo.

H. Giring Ganesha Djumaryo, lahir pada 14 Juli 1983, dikenal sebagai politikus, penyanyi, penulis lagu, pemeran, dan pengisi suara Indonesia. Ia memegang jabatan Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dari tahun 2019 hingga 2024, menggantikan Grace Natalie.

Sebelum terjun ke dunia politik, Giring adalah mantan vokalis grup musik Nidji dengan aliran british pop. Pada akhir 2017, ia memutuskan mundur dari posisi vokalis utama Nidji demi fokus pada karier politik.

Pada Agustus 2020, Giring diangkat sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum PSI dan diusulkan oleh partai tersebut sebagai bakal calon presiden untuk pemilihan 2024. Keputusannya maju sebagai calon presiden didasarkan pada niatnya untuk mewakili suara generasi muda dalam ranah politik.***