Menanam anggur bukan perkara mudah. Tidak sedikit masyarakat yang mencoba untuk menanam anggur di pekarangan atau di kebun frustrasi lantaran tidak kunjung berbuah. Vero Grapes Farm membuktikan bahwa anggur bisa berbuah asal ditanam dengan cara yang benar. Bahkan, dengan media tanam tanah di pesisir Jakarta yang ekstrem, anggur yang ditanam Sutarto itu bisa berbuah melimpah.
AKHIR Juli lalu, ketika mantan Gubernur DKI Anies Baswedan masih berdinas, dia menyaksikan bagaimana ikhtiar yang dimulai Sutarto alias Tarto berbuah hasil. Pria asal Gunungkidul itu sukses menyulap semak belukar di tempat dia bekerja menjadi kebun anggur yang cukup asri. Pemandangan langka di pesisir Jakarta. Persisnya di wilayah Jakarta Utara. Di antara gudang trailer dan kawasan pabrik, Vero Grapes Farm tampil bak oase. Setidaknya bagi mereka yang mengisi bahan bakar di sana. Ya, kebun itu berada di area stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU). ’’Saya bekerja sebagai manajer atau kepala pengawas,” kata Tarto saat ditemui Jawa Pos pada Kamis (27/10).
Melihat lahan kosong yang tidak bermanfaat, Tarto terdorong untuk menyalurkan hobi. Dia lantas meminta izin kepada pemilik SPBU untuk menggunakan lahan tersebut. Semak belukar yang tadinya jadi sarang ular dan biawak dibersihkan. Dia kemudian menanam anggur.
’’Karena hobi saya memang bertanam, bertani, berkebun,” ungkapnya. Seingat dia, kegiatan tersebut dimulai akhir 2019. Kemudian terus berlanjut sampai pandemi Covid-19. ’’Saat lagi gawat-gawatnya Covid-19 itu, saya terus menanam,” ujarnya.
Dia sengaja melakukan itu di sela-sela bertugas sebagai kepala pengawas SPBU. Niatnya benar-benar hanya menyalurkan hobi. Bukan untuk menambah penghasilan. Sebab, dia belum menjual anggur dari Vero Grapes Farm.
Karena banyak yang merasa gagal menanam anggur, Tarto pun terpacu. Dia berusaha membuktikan di tempat bercuaca ekstrem, dengan kondisi tanah yang bisa dibilang kurang cocok untuk berkebun, dan berbagai tantangan lainnya, dia bisa berkebun anggur. Dimulailah Vero Grapes Farm dengan tujuh varietas anggur yang ditanam. Perlahan tapi pasti, Tarto mengembangkan bibit anggur yang dia gunakan hingga naik sepuluh kali lipat. ’’Dari tujuh varietas, sekarang sudah 70 varietas,” jelasnya. Sejatinya total lahan kosong di SPBU tempat dia bekerja mencapai 780 meter persegi.
Seingat Tarto, kebun yang dia kelola bersama seorang teman itu sudah empat kali panen. Termasuk ketika panen serentak dengan jumlah anggur mencapai 2 kuintal. Saking menariknya, Anies dan istrinya datang langsung ke Vero Grapes Farm. Dia ikut memanen anggur-anggur tersebut bersama beberapa pejabat di Pemprov DKI dan Pemkot Jakut. Momen itu pun diunggah Anies di akun media sosialnya. Respons masyarakat setempat terhadap panen serentak di Vero Grapes Farm pun luar biasa besar. Itu sesuai dengan harapan Tarto yang ingin kebunnya semakin dikenal. Sekali lagi, bukan untuk mencari profit, melainkan sebagai pembuktian. ’’Karena masyarakat, kalau hanya teori dan tidak dibuktikan, tidak akan percaya,” tutur warga yang tinggal di wilayah Bekasi itu.
Dengan begitu, dia berharap semakin banyak yang berani menanam anggur. Tentu dengan cara yang benar. Di Vero Grapes Farm, anggur impor pun bisa berbuah. Lebih hebat lagi, Tarto sama sekali tidak menggunakan pupuk kimia. ’’Pupuknya saya pakai racikan sendiri,” ucap dia. Racikan pupuk organik itu berasal dari sampah pasar, sampah rumah tangga, dan beberapa bahan lainnya.
Bagi masyarakat yang ingin datang untuk belajar langsung, dia membuka diri. Demikian juga mahasiswa yang ingin melakukan penelitian. Namun, dia menyarankan mereka datang menjelang atau saat Vero Grapes Farm panen sehingga bisa melihat langsung hasil berkebun. Juga bisa merasakan langsung anggur yang dipetik dari kebun di pesisir Jakarta. “Rasanya lebih manis daripada anggur lain,” katanya.
Editor : Ilham Safutra
Reporter : syn/c7/ai
—————————————————-
”Artikel ini bersumber sekaligus hak milik dari website www.jawapos.com. Situs Wargasipil.com adalah media online yang mengumpulkan informasi dari berbagai sumber terpercaya dan menyajikannya dalam satu portal berita online (website aggregator berita). Seluruh informasi yang ditampilkan adalah tanggung jawab penulis (sumber), situs Wargasipil.com tidak mengubah sedikitpun informasi dari sumber.”