wargasipil.com – Direktur Retail Banking PT Bank Ina Perdana Tbk (BINA), Budijanto Soedarpo mengundurkan diri dari perusahaan. Pengunduran dirinya akan efektif per tanggal 31 Desember 2022.
Berdasarkan keterbukaan informasi dari Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (18/10/2022) persetujuan pengunduran diri Budijanto akan dibahas dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dalam waktu dekat.
Dalam lampiran surat pengunduran diri yang ditulisnya, Budijanto menjelaskan jika waktu pengunduran diri tersebut sudah dikomunikasikan dengan manajemen perusahaan.
“Melalui surat ini saya menyampaikan pengunduran diri dari jabatan sebagai Direktur Retail Banking. Mengenai penentuan tanggal berakhir masa tugas di perusahaan, mengacu pada diskusi kita sebelumnya, tanggal yang disetujui oleh Bapak adalah pada 31 Desember 2022,” tutur Budijanto dalam suratnya, Senin (17/10/200).
Meski begitu, dirinya tidak menjelaskan lebih lanjut alasan pengunduran dirinya itu, dan kenapa dipilih tanggal tersebut.
Seperti diketahui, sejak tahun 2020 Anthony Salim menjadi ultimate shareholder baru Bank Ina Perdana bersama Pieter Tanuri. Salim Group sendiri masuk pertama kali lewat kongsi bersama Pieter dalam PT Philadel yang mempunyai 20% saham di Bank Ina sejak 26 September 2014.
Namun, kepemilikan secara langsung oleh Salim baru terjadi di Januari 2017, ketika mereka masuk menjadi pemegang saham 29,02% saham Bank Ina lewat NS Financials Fund sebesar 10,58% saham dan melalui NS Asean Financial Fund sebesar 18,44%.
Kedua entitas itu sebenarnya adalah instrumen investasi yang dimiliki oleh Nikko Securities Indonesia, perusahaan efek yang saat itu kepemilikannya 50% dikuasai Salim.
Kepemilikan Salim meningkat dalam rights issue yang diadakan pada awal 2017, lewat masuknya pemegang saham baru dari PT Samudra Biru, PT Gaya Hidup Masa Kini dan perusahaan asuransi jiwa milik Salim Group, PT Indolife Pensiontama. Indolife menjadi pemegang saham terbesar, sebanyak 22,47% pasca rights issue itu.
Pada tanggal 18 Maret 2020, OJK mengesahkan permohonan pengunduran diri Pieter Tanuri sebagai ultimate shareholder dari Bank Ina. Hal itu membuat ultimate shareholder perusahaan adalah Anthony Salim sampai saat ini. Belakangan, di bawah pengendalian baru, Bank Ina telah menjadi bank devisa terhitung sejak Juli 2020.
”Artikel ini bersumber sekaligus hak milik dari website cnbcindonesia.com. Situs https://wargasipil.com adalah media online yang mengumpulkan informasi dari berbagai sumber terpercaya dan menyajikannya dalam satu portal berita online (website aggregator berita). Seluruh informasi yang ditampilkan adalah tanggung jawab penulis (sumber), situs https://wargasipil.com tidak mengubah sedikitpun informasi dari sumber.”