Inflasi di Sini Tembus 83,4%, Tapi Orang Kayanya Malah Untung

Inflasi di Sini Tembus 83,4%, Tapi Orang Kayanya Malah Untung

Inflasi di Sini Tembus 83,4%, Tapi Orang Kayanya Malah Untung

wargasipil.com – Turki merupakan salah satu negara yang memiliki inflasi tertinggi di dunia. Pada September 2022, inflasi secara year on year (yoy) mencapai 83,45%.

Berdasarkan data yang dirilis Turkish Statistical Institute, inflasi tersebut naik dari bulan sebelumnya sebesar 80,21% (yoy). Ini sekaligus menjadi yang tertinggi sejak Juli 1998.

Harga kebutuhan pokok di negara itu melambung tinggi. Biaya hidup warga makin berat.

Namun. bagaimana nasib orang kaya di sana?

Berdasarkan data Forbes, keuntungan sejumlah orang karya Turki malah melesat tajam. Berikut datanya

Kekayaan orang terkaya nomor satu di Turki ini mencapai US$ 4,9 miliar setara Rp 75,7 triliun. Ini naik 0,34% sebanyak US$ 16 Juta.

Sumber kekayaannya berasal dari kepemilikan 63% dari Yildiz Holding, perusahaan yang memproduksi berbagai macam produk makanan dan minuman non-alkohol. Yildiz menggunakan sebagian dari hasil penjualannya untuk memperluas bisnis kafe Godiva dari 20 toko menjadi lebih dari 2.000 secara global pada tahun 2025.

Kekayaannya mencapai US$ 4,3 miliar setara Rp 66,4 triliun. Ini naik 5,57% atau sebanyak US$ 225 juta.

Dia dan saudaranya berada di urutan kedua dan ketiga orang terkaya di Turki. Mereka memiliki lebih dari dari 75% produsen utama bahan yang digunakan untuk karpet, SASA Polyester.

Erdemoglu Holding bersaudara juga memegang dua perusahaan swasta, Karpet Merinos dan Karpet Dinarsu. Erdemoglu Holding telah membangun fasilitas produksi di 8 lokasi di Turki dan Rusia.

Kekayaan pria ini mencapai US$ 3,7 miliar atau setara Rp 57,2 triliun. Ini naik 5,57%, sekitar US$ 197 juta.

Bersama saudaranya dia mengembangkan bisnis karpet SASA Polyester. Awalnya, mereka mengakuisisi 51% saham SASA pada tahun 2015 seharga US$102 juta. Kemudian menambah saham mereka di perusahaan publik tersebut.

Beruntung, terjadi lonjakan nilai yang signifikan setelahnya. Ini akhirnya mengantarkan perusahaan swastanya menjadi produsen karpet terbesar di dunia.

Kekayaannya mencapai US$ 2,3 miliar setara Rp 35,5 triliun. Ini naik 0,68%, sebanyak US$ 16 Juta.

Sumber kekayaannya berasal dari berbagai macam jenis usaha. Salah satunya Dogus Holding, di mana Ferit Sahenk adalah CEO-nya.

Usaha ini bergerak di berbagai sektor. Dari pariwisata, real estat dan media hingga jasa keuangan, konstruksi, dan otomotif.

Kekayaannya mencapai US$ 2,3 miliar setara Rp 35,5 triliun. Saat ini kondisi kekayaan tidak bergerak alias tetap.

Sumber kekayaannya berasal dari usaha konstruksi. Ronesans Holding Erman Ilicak, didirikan pada tahun 1993, beroperasi sebagai kontraktor konstruksi dan pengembang real estat di 28 negara.

Dalam kemitraan publik-swasta dengan pemerintah Turki, Ronesans sejauh ini telah membangun kompleks perawatan kesehatan. Nilai kontraknya sebesar US$3,4 miliar.

”Artikel ini bersumber sekaligus hak milik dari website cnbcindonesia.com. Situs https://wargasipil.com adalah media online yang mengumpulkan informasi dari berbagai sumber terpercaya dan menyajikannya dalam satu portal berita online (website aggregator berita). Seluruh informasi yang ditampilkan adalah tanggung jawab penulis (sumber), situs https://wargasipil.com tidak mengubah sedikitpun informasi dari sumber.”