wargasipil.com – >
KOMPAS.com – Self healing adalah proses pemulihan diri dari kesehatan mental yang buruk, termasuk masalah fisik yang menyertai.
Orang dapat mempertimbangkan melakukan self healing jika pikiran dan perasaan yang tidak mengenakan terus mengusik kehidupan.
Self healing sebaiknya juga segera dilakukan apabila orang kesulitan merasa bahagia karena kesehatan mentalnya terganggu.
Dengan begitu, mereka yang memendam pengalaman traumatis dapat berdamai dengan masa lalu dan menerima dirinya sendiri.
Hal yang harus dihindari saat self healing
Self healing yang belakangan ini ramai dibicarakan warganet di media sosial telanjur identik dengan staycation .
Tidak sedikit pula yang mengidentikan proses pemulihan diri itu dengan jalan-jalan atau membelanjakan banyak uang dengan dalih self reward .
Padahal, bukan seperti itu cara melakukan self healing untuk memulihkan luka batin yang mengganggu pikiran dan perasaan.
Self healing bisa dimulai dengan self compassion atau menerima kondisi diri sendiri, tidur yang cukup, dan berlatih pernapasan.
Self healing dapat dilanjutkan dengan bermeditasi, mengonsumsi minuman tertentu, atau mencari aktivitas baru.
Beberapa cara yang sudah disebutkan sebaiknya juga dibarengi dengan menghindari hal-hal berikut ini supaya self healing membuahkan hasil.
Ada apa saja?
1. Melupakan masa lalu
Self healing memang membantu orang untuk berdamai dengan masa lalu. Tapi, bukan berarti masa lalu harus dilupakan dari ingatan, ya!
Manusia memang dianugerahi organ otak untuk menyimpan memori -termasuk pengalaman tidak mengenakan di masa lalu.
Ketika ingatan buruk kadung terekam di otak, orang dapat merasakan energi negatif bahkan marah karena hal ini.
Dengan self healing, orang yang pernah mengalami peristiwa tidak mengenakan justru untuk memaafkan apa yang telah terjadi.
Mereka juga dibimbing untuk ikhlas dan berdamai dengan keadaan supaya dirinya merasa nyaman dan masalah dalam memori tidak menyulut konflik.
Dengan begitu, luka batinnya pulih dan perasaan takut dan cemas tidak datang kembali di hari-hari ke depan.
2. Self harm
Adalah hal yang lumrah apabila orang merasa frustrasi karena luka batin di masa lalu yang tidak kunjung sembuh hingga hari ini.
Kondisi seperti itu bisa membuat mereka tersiksa dalam waktu yang lama sehingga menimbulkan dorongan untuk menyakiti diri sendiri atau self harm .
Ada yang menganggap sakit secara fisik lebih baik ketimbang sakit hati. Karena alasan ini, self harm dianggap sebagai pelampiasan.
Padahal, tindakan tersebut malah merugikan diri sendiri dan memperparah luka batin yang belum disembuhkan.
Orang yang ingin melakukan self harm sebaiknya menyadari bahwa melukai diri sendiri hanyalah mengalihkan masalah.
Tindakan seperti itu malah membawa mereka ke arah yang negatif, bukannya menjadi positif.
3. Menjauhkan diri
Orang yang kondisinya tertekan, entah karena cemas, stres , depresi , atau trauma , cenderung menjauh dari orang di sekitarnya.
Hal itu mereka lakukan sebagai mekanisme tubuh supaya hal yang tidak mengenakan di masa lalu memicu ketakutan.
Namun, menjauhkan diri dari konflik bukanlah solusi yang baik karena masalah semakin menumpuk.
Memilih menghindar dari masalah juga menyebabkan orang tidak mampu memerima dirinya sendiri.
Orang di sekitar mereka pun kemungkinan juga tidak dapat memberikan dukungan.
4. Meratapi kesedihan
Orang yang telanjur terjebak dalam kebingungan, pikirannya buntuk, dan merasa lelah cenderung meratapi kesedihan.
Mereka berharap seiring berjalannya waktu masalah dapat terselesaikan hanya dengan merenung.
Padahal, cara seperti itu bukanlah jalan akhir supaya masalah teratasi. Sebaliknya, masalah justru semakin menumpuk.
Orang yang meratapi kesedihan cenderung berfokus pada kesedihan itu dan mengabaikan hal lainnya.
”Artikel ini bersumber sekaligus hak milik dari website kompas.com. Situs https://wargasipil.com adalah media online yang mengumpulkan informasi dari berbagai sumber terpercaya dan menyajikannya dalam satu portal berita online (website aggregator berita). Seluruh informasi yang ditampilkan adalah tanggung jawab penulis (sumber), situs https://wargasipil.com tidak mengubah sedikitpun informasi dari sumber.”