8 Jenis Biduran Berdasar Penyebabnya, Jangan Keliru

8 Jenis Biduran Berdasar Penyebabnya, Jangan Keliru

8 Jenis Biduran Berdasar Penyebabnya, Jangan Keliru

wargasipil.com – Pria maupun wanita di segala umur dapat terkena biduran yang membuat kulit di bagian tubuh tertentu terasa gatal.

Biduran atau urtikaria dalam dunia medis juga menyebabkan bentol-bentol, ruam kemerahan, bahkan sensasi panas pada kulit.

Biduran yang terkadang dikira gatal biasa sebenarnya adalah reaksi alergi setelah kulit bersentuhan dengan benda-benda tertentu atau makanan.

Kondisi tersebut biasanya akan hilang dalam waktu 2-3 jam, namun dapat berlangsung hingga enam hinggu atau enam bulan.

Gejala biduran

Perlu diingat bahwa biduran bukanlah gatal biasa seperti bentol yang disebabkan oleh gigitan nyamuk atau serangga tertentu.

Untuk membedakan biduran dengan gatal biasa, berikut gejala-gejala yang dapat dideteksi:

  • Bentol karena biduran memiliki batas yang jelas dengan kulit.
  • Biduran menyebabkan gatal, namun menjadi lebih intens dan memburuk ketika malam hari.
  • Biduran dapat menyebabkan kulit terasa terbakar atau menyengat.
  • Kulit yang terkena biduran berwarna putih saat ditekan.
  • Biduran tidak meninggalkan bekas luka atau jaringan parut ketika sembuh.

Di samping itu, bentol yang disebabkan oleh biduran ukurannya dapat sebesar piring atau menyebar di kulit yang terkena.

Biduran paling sering muncul ketika malam atau dini hari setelah orang bangun dari tidur.

Gejala langka biduran

Selain yang sudah disebutkan, biduran juga berisiko menyebabkan beberapa gejala langka seperti:

  • Ruam yang meluas
  • Napas tersenggal
  • Mengi
  • Pusing atau sakit kepala ringan
  • Kram perut
  • Mual atau muntah
  • Diare
  • Detak jantung cepat atau tidak teratur
  • Pembengkakan bibir, lidah, atau tenggorokan
  • Kebingungan
  • Perasaan akan kiamat
  • Pingsan
  • Kejang

Jenis biduran berdasar penyebabnya

Berdasarkan penyebabnya, biduran diklasifikasikan menjadi beberapa jenis seperti yang berikut ini.

1. Cholinergic urticaria

Cholinergic urticaria yang disebut juga ruam panas disebabkan oleh keringat berlebih, biasanya karena olahraga yang berat.

Tak hanya itu, suhu tubuh yang mengalami kenaikan karena stres emosional, suhu yang tinggi, atau demam juga dapat memicu cholinergic urticaria.

Ketika orang terkena jenis biduran ini, ruam akan muncul pada kulit dalam waktu enam menit. Ini dimulai saat tubuh memanas.

Lantas, gejala dari cholinergic urticaria menjadi semakin buruk dalam waktu 12-25 menit.

Orang yang merasakan cholinergic urticaria juga berisiko mengalami diare, peningkatan produksi air liur, muntah, sakit perut, dan mual.

2. Pressure urticaria

Pressure urticaria disebabkan oleh tekanan pada kulit yang akhirnya memicu biduran.

Jenis biduran tersebut dapat disebabkan oleh mengenakan pakaian yang terlalu ketat atau berdiri terlalu lama.

Kondisi seperti itu dapat menimbulkan kemerahan, gatal, bekas luka, bahkan rasa sakit.

3. Solar urticaria

Sinar ultraviolet (UV) dari matahari dapat menyebabkan biduran pada kulit yang terkena paparan.

Biduran yang disebabkan oleh paparan sinar UV dapat muncul dalam hitungan menit saja.

Risiko terkena solar urticaria dapat meningkat apabila kulit mengalami dermatitis atau mengonsumsi obat-obatan, seperti antinyeri ketoprofen.

Selain itu, faktor lain yang meningkatkan risiko solar urticaria, yakni memakai desinfektan atau parfum di bawah sinar matahari dan faktor genetik.

4. Cold urticaria

Cold urticaria seringkali disebut orang Indonesia sebagai alergi dingin yang dipicu oleh paparan suhu yang dingin.

Kondisi ini biasanya meninggalkan bekas berukuran 0,5-2,5 centimeter yang kemerahan atau berwarna senada dengan kulit.

Cold urticaria sebaiknya diwaspadai karena gejala dari alergi ini dapat timbul dalam hitungan 2-5 menit saja.

Orang yang terkena cold urticaria juga berisiko mengalami lidah dan tenggorokan yang membengkak, tekanan darah turun, bahkan pingsan.

5. Water urticaria

Jenis biduran yang langa ini dapat disebabkan ketika kulit bersentuhan langsung dengan air.

Biasanya water urticaria menimbulkan bekas berukuran kecil dan seringkali terjadi di leher, tubuh bagian atas, termasuk lengan.

Orang yang terkena water urticaria dapat merasakan gejala gatal-gatal ini dalam waktu satu jam.

6. Stress urticaria

Ternyata stres emosional yang seringkali membebani pikiran dapat menyebabkan biduran.

Dengan demikian, kondisi ini sebenarnya sulit untuk didefinisikan karena stres hanya dianggap sebagai penyebabnya.

Bekas yang disebabkan oleh stress urticaria cenderung lebih besar dan dapat terjadi pada bagian tubuh mana pun.

7. Dermographism urticaria

Dermographism urticaria atau dematographia disebabkan oleh guratan yang kuat, tergores, atau garukan pada kulit.

Nah, hal tersebut dapat menyebabkan biduran di sepanjang kulit yang terkena kontak dan gejalanya muncul dalam waktu 5-10 menit.

Apabila orang mengalami dermographism urticaria, kondisi ini dapat hilang dalam waktu 10-15 menit.

8. Vibratory urticaria

Vibratory urticaria bisa disebabkan oleh tepukan tangan atau ketika orang sedang mengendarai mobil di jalanan yang bergelombang.

Getaran karena kondisi seperti itu dapat menyebabkan gatal-gatal pada bagian tubuh tertentu.

Bekas vibratory urticaria dapat muncul dan hilang dalam waktu satu jam dengan disertai beberapa gejala.

Di antaranya adalah sakit kepala, penglihatan kabur, termasuk rasa logam pada lidah.

Pergi ke dokter jika…

Biduran biasanya akan hilang dalam waktu 2-3 jam. Namun, jika biduran terjadi secara berkepanjangan, kondisi ini sebaiknya tidak dibiarkan.

Segeralah pergi ke dokter spesialis kulit atau alergi apabila biduran terjadi secara berulang untuk dideteksi penyebabnya.

”Artikel ini bersumber sekaligus hak milik dari website kompas.com. Situs https://wargasipil.com adalah media online yang mengumpulkan informasi dari berbagai sumber terpercaya dan menyajikannya dalam satu portal berita online (website aggregator berita). Seluruh informasi yang ditampilkan adalah tanggung jawab penulis (sumber), situs https://wargasipil.com tidak mengubah sedikitpun informasi dari sumber.”