BUMN Produksi Vaksin COVID-19 Kala Pandemi Mulai Reda, Telat Nggak Ya?

BUMN Produksi Vaksin COVID-19 Kala Pandemi Mulai Reda, Telat Nggak Ya?

BUMN Produksi Vaksin COVID-19 Kala Pandemi Mulai Reda, Telat Nggak Ya?

wargasipil.com – Badan usaha milik negara (BUMN) PT Bio Farma resmi memproduksi vaksin COVID-19 bernama Indovac. Vaksin itu telah diluncurkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 13 Oktober 2022 lalu, di tengah kasus COVID-19 di Indonesia telah mereda.

Vaksin COVID-19 itu dikembangkan oleh BUMN PT Bio Farma yang bekerja sama dengan Baylor College of Medicine. Pemerintah pun menjamin vaksin tersebut halal dan aman.

Pengembangan vaksin COVID-19 BUMN dari hulu-hilir dilakukan di Indonesia oleh Bio Farma, mulai dari adaptasi teknologi seperti subunit berbasis rekombinan protein vaksin SARS-CoV- 2 dan rekombinan SARS-CoV-2 receptor binding domain (RBD), uji klinis hingga proses produksi dan pengemasan.

Sementara, Baylor College of Medicine (BCM) Amerika Serikat menyediakan seed (benih vaksin) untuk pengembangan vaksin. Hal ini yang membedakan vaksin COVID-19 BUMN produksi Bio Farma dengan vaksin COVID-19 lainnya karena dikembangkan dan diproduksi dari hulu ke hilir dengan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) hampir mencapai 80%.

Meski saat ini pandemi COVID-19 telah terkendali khususnya di Indonesia, Dekan Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada Satibi Ali Kusnadi, mengatakan vaksinasi tetap masih diperlukan.

“Saat ini vaksinasi COVID-19 untuk anak-anak juga belum dilakukan. Diharapkan dengan produksi vaksin COVID-19 oleh Biofarma ini dapat mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap vaksin dan obat dari negara lain ,”ungkap Satibi, dikutip dari keterangannya, Senin (17/10/2022).

Dengan vaksin yang diproduksi sendiri, menurutnya, kemandirian pelayanan kesehatan di Indonesia akan tercapai. Sehingga dengan produksi vaksin Indovac oleh Biofarma ini merupakan prestasi tersendiri bangsa Indonesia.

“Kemandirian terhadap vaksin dan bahan baku obat merupakan suatu yang mutlak dilakukan oleh bangsa Indonesia. Pemerintah diharapkan dapat meningkatkan sinergitas antara BUMN, perusahaan farmasi Nasional dan perguruan tinggi dalam memproduksi vaksin serta bahan baku obat. Diharapkan dengan adanya sinergitas tersebut ketergantungan Indonesia terhadap bahan baku obat dan vaksin dari negara lain dapat terus berkurang,” terang Satibi.

Bersambung ke halaman selanjutnya.

Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir telah mengumumkan soal jumlah vaksin COVID-19, Indovac. Dalam peluncuran tanggal 13 Oktober lalu, diluncurkan sebanyak 20 juta kuota untuk tahun ini.

“Mulai hari ini, vaksin IndoVac diluncurkan dengan kuota 20 juta untuk tahun ini,” ujar Erick pada unggahan instagram pribadinya, Kamis (13/10/2022).

Erick Thohir bercerita mengenai awal mula pengembangan vaksin COVID-19 yang berbahan baku dari dalam negeri ini. Indovac sendiri, kata Erick, diberi nama oleh Presiden Joko Widodo.

Teringat saat melaporkan pengembangan vaksin BUMN ke Presiden @jokowi pada saat kunjungan ke Korea beberapa waktu lalu. “Vaksin IndoVac,” adalah pemberian nama dari Bapak Presiden, yang hari ini meluncurkan dan mengapresiasi vaksin dengan bahan baku lokal, karya anak bangsa,” tuturnya.

”Artikel ini bersumber sekaligus hak milik dari website detik.com. Situs https://wargasipil.com adalah media online yang mengumpulkan informasi dari berbagai sumber terpercaya dan menyajikannya dalam satu portal berita online (website aggregator berita). Seluruh informasi yang ditampilkan adalah tanggung jawab penulis (sumber), situs https://wargasipil.com tidak mengubah sedikitpun informasi dari sumber.”