TGIPF Sebut Stadion Kanjuruhan Tak Layak untuk Highrisk Match

TGIPF Sebut Stadion Kanjuruhan Tak Layak untuk Highrisk Match

WargaSipil.com – Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan menemui Aremania dan melihat langsung Stadion Kanjuruhan, Sabtu (8/10) kemarin. TGIPF juga turut menemui banyak unsur pelaksana lapangan yang terlibat saat peristiwa kerusuhan terjadi pada Sabtu (1/10) malam.

Anggota TGIPF Mayjen TNI (Purn) Suwarno mengatakan, tim sudah berhasil bertemu dengan semua unsur pengamanan yang terkait. Mereka yang turut terlibat di antaranya dari unsur kepolisian, Brimob, pengendali lapangan, dan TNI.

“Kita sudah mendapatkan informasi dari unsur Panitia Pelaksana di lapangan, unsur dari steward, dari security officer, dan hari ini tim sempat melihat ke stadion Kanjuruhan. Semua informasi ini kita akan jadikan sebagai masukan dan nanti kita akan olah di Jakarta,” kata Suwarno dalam keterangannya, Minggu (9/10).

Menurut Suwarno, tim TGIPF juga bertemu dengan beberapa perwakilan dari Aremania, yang merasakan langsung saat kejadian di Kanjuruan. Hal ini diharapkan membantu proses investigasi yang dilakukan TGIPF.

“Tim berharap mendapatkan masukan yang komprehensif dari semua unsur,” ucap Suwarno.

Sementara itu, anggota TGIPF Nugroho Setiawan yang juga merupakan AFC Safety security officer dan PFA safeguardian Committee Chairman menyampaikan, ksimpulan sementara yang didapat dari TGIPF bahwa stadion Kanjuruhan tidak layak untuk menggelar highrisk match.

“Mungkin kalau medium atau low risk masih bisa. Jadi artinya, untuk highrisk match kita harus membuat kalkulasi yang sangat konkrit, misalnya adalah bagaimana mengeluarkan penonton dalam keadaan darurat. Sementara yang saya lihat adalah pintu masuk, berfungsi sebagai pintu keluar, itu tidak memadai. Kemudian tidak ada pintu darurat,” ujar Nugroho.

Nugroho menyarankan agar Stadion Kanjuruhan diperbaiki, khususnya merubah struktur pintu. Kemudian juga mempertimbangkan aspek akses seperti anak tangga, sebagaimana safety description.

“TGIPF telah menemui sebagian besar pihak-pihak yang terlibat dalam pertandingan antara Arema dan Persebaya pada tanggal 1 Oktober 2022 di Stadion Kanjuruhan, Malang yang berujung pada kerusuhan dan menewaskan lebih dari 130 orang,” pungkas Nugroho.

—————————————————-
”Artikel ini bersumber sekaligus hak milik dari website www.jawapos.com. Situs Wargasipil.com adalah media online yang mengumpulkan informasi dari berbagai sumber terpercaya dan menyajikannya dalam satu portal berita online (website aggregator berita). Seluruh informasi yang ditampilkan adalah tanggung jawab penulis (sumber), situs Wargasipil.com tidak mengubah sedikitpun informasi dari sumber.”