4 Strategi pemerintah percepat ekonomi keuangan digital Indonesia

4 Strategi pemerintah percepat ekonomi keuangan digital Indonesia

4 Strategi pemerintah percepat ekonomi keuangan digital Indonesia

Sesuai arahan Presiden Joko Widodo yaitu kuatkan sinergi, percepat akselerasi ekonomi keuangan digital Indonesia, maka saat ini pemerintah telah menyiapkan beberapa strategi nasional ekonomi digital.

Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian Indonesia Airlangga Hartanto menyebut strategi itu di antaranya yang pertama, persiapan infrastuktur yang menjadi tugas Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo). Low earth orbit satellite atau satelit orbit rendah untuk memacu transformasi digital bagi negara kepulauan menjadi tugas Kominfo selain penyediaan satelit dan fiber optic yang menghubungkan Indonesia Timur hingga Barat.

Kominfo juga saat ini sedang menyiapkan data pembangunan Government Cloud atau Pusat Data Nasional (PDN) yang berfungsi sebagai pendukung tata kelola data mumpuni di sektor publik mupun pelayanan kebutuhan pemerintahan.

“Saat ini disiapkan 500 megawatt data center yang rencananya dibangun di Nongsa Batam, IKN, dan sekitar wilayah Jakarta di Bekasi,” jelas Airlangga dalam Leaders Talk yang menjadi rangkaian acara Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia 2022 di Bali, Senin (11/7).

Strategi kedua menurut Airlangga ialah digitalisasi di sektor industri yang digadang-gadang sejak tahun 2018 menjadi industri 4.0. Rencananya digitalisasi ini menjadi ‘game changer’ karena mampu menggabungkan industri dan layanan jasa dalam digital. Ini juga berlaku di sektor logistik.

Ketiga, sektor kesehatan di mana Indonesia berhasil menangani pandemi Covid-19 salah satunya menggunakan aplikasi digital PeduliLindungi dan aplikasi layanan kesehatan atau telemedicine seperti Halodoc.

“Terbukti PeduliLindungi ini naik selama dua tahun jadi lebih dari 110 juta pengguna mendownload. Halodoc di 2020 ada 2,2 juta pemakai, di 2021 naik jadi 20 juta lebih,” kata Airlangga.

Airlangga menyebut, keberhasilan pemanfaatan kedua aplikasi tersebut yang membuat negara lain terkejut. Juga menjadi bukti revolusi sistem digital Indonesia. 
Di negara lain, pasien sakit positif Covid-19 baru bisa memperoleh obat jika bertemu dengan dokter secara langsung. Di Indonesia, karena pemanfaatan dua aplikasi tadi, pasien hanya menggunakan PeduliLindungi yang terintegrasi dengan Halodoc sehingga pengiriman obat bisa langsung dilakukan tanpa bertemu langsung dengan dokter.


Artikel ini bersumber dari www.alinea.id.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *