wargasipil.com – Berdasarkan pantauan Suara.com pada Rabu (31/8/2022), Bangunan yang sebelumnya adalah kamar-kamar tempat prostitusi tampak hampir rata dengan tanah.
Terlihat sejumlah warga masih ada yang bertahan di lokasi. Mereka mengumpulkan puing bangunan semi permanen yang terbuat dari kayu dan tripleks.
Selain itu ada juga mengumpulkan harta bendanya yang masih dapat dimanfaatkan, seperti peralatan masak hingga tempat tidur.
Sementara itu, Roni warga yang tinggal tak jauh dari lokalisasi Gunung Antang mengaku lega dengan pembongkaran tersebut.
“Lega, setidaknya sudah aman,” kata dia saat ditemui Suara.com.
Diakuinya keberadaan lokalisasi di dekat tempat tinggalnya mengakibatkan sejumlah aksi kejahatan sehingga membuat warga di sekitar merasa tak aman.
Dalam beberapa waktu terakhir sejumlah aksi kriminal terjadi di kawasan tersebut, seperti penyerangan sekolompok orang dari Gunung Antang ke pemukiman warga di Kelurahan Rawa Bunga yang terjadi pada Juni 2022 lalu. Pemicu penyerangan itu disebabkan sekolompok orang dari Gunung Antang tak terima rekan mereka ditangkap warga karena melakukan pencurian di kotak amal dari Mushola.
Sebelum itu, terjadi aksi pembunuhan di lokalisasi Gunung Antang, seorang pria berinisial S meninggal dunia akibat dianiaya. Motifnya karena usai bertransaksi seksual, pembayarannya kurang puluhan ribu. Peristiwa itu terjadi pada 18 Oktober 2021 silam.
Seperti diketahui, untuk membongkar lokalisasi Gunung Antang, dikerahkan satu unit ekskavator dan dibantu petugas gabungan. Tidak ada perlawanan yang dilakukan oleh penghuni lokalisasi liar Gunung Antang saat proses pembongkaran dilakukan.
Asisten Pemerintahan Kota Jakarta Timur, Eka Darmawan mengatakan, 90 persen penghuni lokalisasi liar Gunung Antang bukan warga DKI Jakarta.
“Kebanyakan tidak tinggal di sini. Ada yang tinggal di Bekasi. Warga yang diidentifikasi tinggal di DKI aja, tinggal di Condet dan CBU (Cipinang Besar Utara),” kata Eka, Selasa (30/8) kemarin.
Tempat Maksiat
Eka menambahkan, total ada sekitar 120 bangunan liar di lokalisasi Gunung Antang yang dibongkar petugas gabungan.
Dia juga mengatakan pihaknya menindak tegas warga dari luar wilayah DKI Jakarta yang mencari nafkah di lokalisasi liar Gunung Antang.
“Kalau warga luar DKI harus dipulangkan. Untuk apa maksiat di sini, setiap hari. Merusak moral,” ujar Eka.
Dia mengatakan akan memfasilitasi eks penghuni lokalisasi Gunung Antang yang ingin mendapatkan hunian yang layak.
“Yang kita antisipasi itu warga DKI yang mau ke rumah susun. Kita sudah siap. Nanti didaftarkan ke kelurahan atau kecamatan,” kata Eka.