Proses Pengecatan Bodi Mobil di Pabrik, Lewati Empat Tahap

WargaSipil.com – Untuk bisa sampai ke tangan konsumen, sebuah mobil baru telah melalui proses yang panjang dan berliku. Mulai dari tahapan penentuan desain, riset dan pengembangan berulang, penentuan segmen konsumen dan material yang dipakai dan seterusnya tidaklah singkat.

Termasuk juga didalamnya yang juga ribet dan tak banyak diketahui adalah proses perakitan. Kalau sudah dirakit dan jadi bentuk mobil utuh, selanjutnya adalah proses painting atau pengecatan. Sampai pada proses ini juga masih berliku.

Secara pengertian dan fungsi, cat merupakan lapisan terluar bodi mobil yang berfungsi untuk melindungi plat bodi mobil dari cuaca dan karat. Bukan hanya itu, tujuan dari proses pengecatan adalah mempercantik tampilan pada eksterior mobil.

Menjelaskan tentang proses painting mobil, PT Astra Daihatsu Motor (ADM) di pabrik atau saat masih di level manufakturing, Supardi, Body Painting Instructure Service Training Department PT ADM menerangkan, dalam perkembangannya, proses pengecetan di industri otomotif diawali menggunakan metode kuas/brushing.

Terus berkembang, kemudian ada metode spraying dengan memanfaatkan udara bertekanan tinggi, kemudian mulai menerapkan teknologi semi robot, hingga saat ini proses pengecatan melibatkan full robotic pada keseluruhan bodi mobil.

“Sementara di ADM, pengecatan yang dilakukan menggunakan standar manufaktur, yakni Heat Polymerization dengan proses pengecatan yang dipanaskan dengan suhu minimal 140 derajat celcius,” terang Supardi kepada WargaSipil.com di markas mereka di Sunter, Jakarta Utara beberapa waktu lalu.

Perlu diketahui juga, proses pengecetan manufaktur di ADM memiliki proses empat tahap. Tahap pertama dimulai dari cleaning atau pembersihan bodi. Kalau sudah, dilanjut proses pelapisan anti karat kemudian surfacer dan sealing dan lapisan terakhir adalah top coating.

Lapisan top coating inilah yang kemudian kita kenal sebagai cat kendaraan, warna-warni khas yang akhirnya tiba ke tangan konsumen. Selain itu, cat bodi kendaraan juga dapat dibagi menjadi beberapa karakter pigmen, seperti warna solid, metallic dan pearl yang memiliki perbedaan dalam proses pengecatannya tergantung dari kebutuhan.

Warna jenis solid misalnya, warna ini merupakan warna yang paling mudah proses pengerjaannya. Secara tahapan, cat solid terdiri dari tiga tahapan saja setelah material metal atau bodi kendaraan itu sendiri. Tahapan tadi merupakan primer, surfacer dan top coat.

Kemudian jenis metallic. Lebih sulit sedikit, jenis metallic ketambahan satu lapisan lagi setelah top coat yakni clear coat. Paling mudah dikenali, jenis cat metallic biasanya seperti ada taburan kilau atau kerlap-kerlip glitter.

Terakhir cat jenis pearl atau mutiara. Ini yang paling sulit. Cat jenis pearl menurut Supardi adalah cat yang paling bikin pusing para painter atau bengkel cat.

Cat jenis pearl beda dari cat metallic. Setelah color base atau top coat, material masih ditambah mica base baru kemudian ditutup dengan clear coat. Paling mudah dikenali, cat jenis pearl ada kesan mutiaranya, sedikit ada gradasi warna lainnya.

Kalau sudah dicat, dilanjut proses quality control atau QC. Ini juga sangat ketat. Tidak ada tempat untuk salah apalagi cacat. Proses inilah yang menentukan kendaraan layak tiba ke tangan konsumen atau tidak.

“Di ADM, semua proses dilewati dengan sangat ketat. Semua pos (perakitan) tidak boleh memberikan hasil kerja yang cacat, pos selanjutnya juga tidak boleh menerima pekerjaan yang cacat. Kurang sedikit saja, tandai, ulangi atau ganti baru. Jadi konsumen benar-benar mendapat mobil yang telah melalui QC yang baik dan tanpa celah,” tandas Supardi.

—————————————————-
”Artikel ini bersumber sekaligus hak milik dari website www.jawapos.com. Situs Wargasipil.com adalah media online yang mengumpulkan informasi dari berbagai sumber terpercaya dan menyajikannya dalam satu portal berita online (website aggregator berita). Seluruh informasi yang ditampilkan adalah tanggung jawab penulis (sumber), situs Wargasipil.com tidak mengubah sedikitpun informasi dari sumber.”