WargaSipil.com – CEO Tesla, Elon Musk dan Twitter telah berselisih mengenai rencana yang gagal untuk membeli Twitter. Hal ini lantaran Elon Musk tiba-tiba menarik diri dari kesepakatan dengan mengklaim bahwa Twitter tidak mengetahui jumlah akun bot yang dimiliki platform tersebut.
Setelah rencana awal untuk membeli Twitter melanda publik, banyak yang tidak bisa melihat alasan mengapa Musk akan tertarik pada Twitter. Namun, Elon Musk akhirnya mengungkapkan mengapa ia tertarik dengan Twitter.
Menurut serangkaian Tweet oleh Elon Musk, dia menjelaskan bahwa akuisisi Twitter adalah katalis untuk mempercepat pembuatan aplikasi berfitur lengkap dengan nama X. Musk juga menambahkan bahwa akuisisi Twitter dapat membawa Project X maju tiga hingga lima tahun lebih cepat.
Namun, ia juga mengklaim bahwa ini hanya proyeksinya dan bisa saja salah. Sampai sekarang, Elon Musk belum secara eksplisit mengungkapkan rencananya untuk Twitter. Namun, layanan ini mungkin cocok untuk pengguna korporat dan pemerintah.
Pada bulan April tahun ini, Musk mengusulkan untuk mengakuisisi Twitter senilai Rp 668 triliun lebih. Sempat diwarnai drama perselisihan, Musk akhirnya setuju untuk membeli Twitter menurut pengajuan SEC terbaru.
Menurut laporan sebelumnya, Twitter mengeluarkan pernyataan yang mengatakan telah menerima surat dari pengacara Musk. Sumber tersebut juga mengklaim bahwa kedua belah pihak dapat mencapai kesepakatan pada hari Jumat ini waktu setempat.
Selama beberapa minggu terakhir, ada spekulasi dan kehebohan antara Twitter dan Musk. Namun, dalam berbagai peristiwa, CEO Tesla itu pada akhirnya mengumumkan bahwa dia setuju untuk mengakuisisi Twitter.
Keputusan terbaru Musk mungkin telah dipengaruhi oleh enam keputusan Hakim Delaware Chancery Kathaleen St. J. McCormick selama tiga bulan terakhir. Semua keputusan telah memukul klaim Musk dengan keras. Ini menggagalkan upaya Musk untuk membuktikan bahwa dia memiliki alasan yang sah untuk menarik diri dari kesepakatan.
Brian Quinn, seorang profesor hukum Boston College dikutip via Gizchina yang berspesialisasi dalam perselisihan merger, mengatakan, berdasarkan keputusan Hakim McCormick melemahkan alasan Elon Musk untuk batal membeli Twitter.
“Apa yang Musk ingin bicarakan. Musk tampaknya tidak mendapat dukungan dari hakim terkait masalah akun palsunya di Twitter,” ungkapnya.
Namun, hakim memutuskan untuk mendukung Musk pada beberapa masalah. Salah satu isu tersebut adalah penggunaan whistleblower Twitter, tuduhan Peiter Zatko untuk mendukung akuisisi. Zatko menuduh Twitter lalai dalam memastikan keamanan sistem mereka.
Dia juga mengklaim bahwa perusahaan memiliki niat yang kuat dalam menangani akun palsu, antara lain.
Zatko mengklaim eksekutif Twitter tidak memiliki sumber daya untuk sepenuhnya memahami jumlah sebenarnya dari akun bot di platform Twitter.
Seperti yang kita ketahui bersama, Twitter saat ini sedang terlibat sengketa hukum dengan CEO Tesla Elon Musk terkait masalah akun bot (akun spam). Twitter mengatakan dalam pengajuan peraturan bahwa jumlah akun bot di platformnya kurang dari 5 persen dari total.
Namun, Musk skeptis, mengatakan bahwa Twitter dapat memiliki hingga 20 persen pengguna palsu. Seorang hakim akan mengadili kasus tersebut pada 17 Oktober selama lima hari.
Hakim McCormick juga dengan tajam mengkritik tim Musk karena salah menangani pertukaran praperadilan. Pertukaran informasi ini biasa terjadi dalam tuntutan hukum perusahaan.
Dalam putusan bulan September, dia menemukan bahwa Musk telah gagal menyerahkan catatan komunikasi tentang dirinya dan ajudan utamanya, Jared Birchall. Hakim mengatakan Musk dan pengacaranya cacat hukum dalam tanggapan tergesa-gesa mereka terhadap permintaan Twitter untuk catatan pesan teks terkait dan dalam memenuhi tenggat waktu.
—————————————————-
”Artikel ini bersumber sekaligus hak milik dari website www.jawapos.com. Situs Wargasipil.com adalah media online yang mengumpulkan informasi dari berbagai sumber terpercaya dan menyajikannya dalam satu portal berita online (website aggregator berita). Seluruh informasi yang ditampilkan adalah tanggung jawab penulis (sumber), situs Wargasipil.com tidak mengubah sedikitpun informasi dari sumber.”