Cerita Pemilik Mobil Klasik Daihatsu Fellow Max, Tersisa 5 di Bandung

Cerita Pemilik Mobil Klasik Daihatsu Fellow Max, Tersisa 5 di Bandung

WargaSipil.com – Sejak pertama kali menapakkan kaki di Indonesia pada 1965 silam, Daihatsu memang dikenal hanya sebagai produsen kendaraan penumpang dan mobil murah. Hal ini membuat line-up mobilnya tidak banyak dikoleksi dan saat ini terbilang jarang kendaraan tua Daihatsu terlihat mengaspal di jalan-jalan Tanah Air.

Namun, hal tersebut bukan berarti tidak ada penggemar atau komunitas yang suka dengan mobil klasik Daihatsu. Ada beberapa yang suka dengan mobil uzur Daihatsu seperti Hijet, Charade, Taft, dan yang paling tua adalah Fellow Max.

Untuk Daihatsu Fellow Max misalnya, dijelaskan Martadinata, salah satu anggota komunitas Daihatsu Charade yang ada di Bandung menjelaskan bahwa Fellow Max di Kota Kembang ini populasinya hanya sisa lima unit saja yang masih bisa jalan.

Daihatsu Fellow Max sendiri merupakan keluarga dari seri Fellow, mobil berjenis hatchback yang masuk dalam kelas kei car di era 1960-an. Seiring perkembangan zaman, Fellow hadir dalam beberapa varian mulai dari Fellow L37, Fellow Buggy, hingga all varian Fellow Max.

Nah, untuk yang varian Fellow Max pernah jadi saksi kalau Daihatsu sudah berjaya sejak dulu di industri otomotif Tanah Air. Termasuk yang dimiliki oleh Martadinata, salah satu pemilik Fellow Max dari lima yang tersisa di Bandung.

“Kebetulan yang saya punya Fellow Max tahun 75, dua silinder, bensin. Sebelum seri ini ada yang bermesin dua tak,” kata Martadinata yang akrab disapa Tata di acara Daihatsu Kumpul Sahabat Jabar di Gedung Sate, Bandung, Jawa Barat.

Daihatsu Fellow Max, kei car unik yang populasinya sudah sangat sedikit. Di Bandung hanya sisa lima unit saja. (Rian Alfianto/WargaSipil.com)

Menariknya lagi, dari lima, Tata bilang kalau dia punya dua. Satu untuk harian, satu lagi untuk koleksi. Keduanya dikatakan masih moncer, layak jalan, bahkan dibawa touring jauh.

“Alhamdulilah mobil ini sudah ikut saya dan lima kali ganti plat nomor (25 tahun). Nggak banyak rewel, perawatannya juga gampang, sekelas mekanik angkot dimanapun bisa ngerawat,” terang Tata.

Alasan dia suka Daihatsu Fellow Max selain karena mobil ini unik, mungil, mobil ini juga dikatakan irit. Jelas saja, untuk sebuah mobil dengan kubikasi mesin 500 cc, silindernya hanya dua.

Tata yang juga merupakan dosen di salah satu Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Kota Bandung ini menjelaskan, Daihatsu Fellow Max-nya bisa dipakai harian selama 15 hari dengan sekali isi penuh BBM saja.

“Ini irit, 15 liter bisa seminggu lebih. Kecil juga kan, bisa lewat jalan tikus, jadi nggak repot kalau mesti lewat gang sempit,” ungkap Tata.

Terakhir, dia bilang kalau ia masih ingin merawat Fellow Max miliknya sampai kapanpun. Di era kendaraan listrik yang sudah mulai hadir, Tata juga berencana untuk mengkonversi Fellow Max -nya dengan mesin listrik.

“Ini bakal saya simpan saja. Unik. Biarin, mobil kenangan. Pengin juga nanti ditukar dengan mesin listrik. Biar mengikuti zaman tapi tetap bisa pakai kendaraan antik,” tandas Tata.

—————————————————-
”Artikel ini bersumber sekaligus hak milik dari website www.jawapos.com. Situs Wargasipil.com adalah media online yang mengumpulkan informasi dari berbagai sumber terpercaya dan menyajikannya dalam satu portal berita online (website aggregator berita). Seluruh informasi yang ditampilkan adalah tanggung jawab penulis (sumber), situs Wargasipil.com tidak mengubah sedikitpun informasi dari sumber.”