ASO Jabodetabek Molor, ATVSI Beberkan Alasannya

ASO Jabodetabek Molor, ATVSI Beberkan Alasannya

WargaSipil.com – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mengumumkan telah menunda penghentian siaran TV Analog atau ASO (Analog Switch Off) untuk wilayah Jabodetabek. Dari rencana awal akan dilakukan pada 5 Oktober 2022, kini penghentian siaran TV Analog di wilayah ini akan dilakukan pada 2 November mendatang.

Adanya penundaan ini menurut Plt Dirjen PPI Kemenkominfo Ismail dilakukan karena ada permintaan dari Asosiasi Televisi Swasta Indonesia (ATVSI). Permintaan ini pun diakui oleh Sekjen ATVSI Gilang Iskandar yang turut hadir dalam pengumuman penundaan ASO Jabodetabek.

Gilang menjelaskan, sebelumnya ATVSI sudah bersurat kepada Menteri Komunikasi dan Informatika untuk meminta penundaan ASO di Jabodetabek.

“Memang kami menyampaikan surat kepada Pak Menteri, salah satu alasan (meminta ASO diundur) adalah kondisi yang ada di masyarakat kita,” kata Gilang disaksikan dari jumpa pers secara daring pada Rabu (5/10) sore.

Dirinya menambahkan, masyarakat belum memperoleh sosialiasi yang cukup mengenai migrasi ke siaran tv digital mengingat untuk wilayah Jabodetabek hanya diberi waktu sosialisasi selama sebulan.

Dia bilang kalau dibutuhkan sosialisasi lebih lanjut terutama tentang Set Top Box (STB) perangkat yang bisa membantu perangkat tv analog untuk menangkap siaran digital. Selain itu, kata dia, permintaan (penundaan ASO Jabodetabek, Red) ini didasarkan atas kondisi real di masyarakat.

Berdasarkan data Nielsen 27 September 2022, menurut Gilang, populasi pemirsa TV di Jabodetabek sekitar 21 juta untuk FTA (Free to Air) baru 26 persen atau sekitar 7,2 juta, tapi kalau kesiapan digital (digital ready) sekitar 40 persen.

Untuk itu, dengan waktu saat ini yang kurang dari satu bulan untuk melakukan ASO, menurut Gilang, lebih baik dimanfaatkan untuk menggencarkan sosialisasi dan fokus pada 2 November 2022.

“Apa pun kondisi ini artinya kami memerlukan waktu paling tidak satu bulan lagi untuk menggencarkan bersama Kemenkominfo secara massif, sosialisasi supaya masyarakat segera beralih dengan cara memiliki STB atau pesawat televisi penerima siaran TV digital,” ungkap Gilang.

Di sisi lain, Gilang menuturkan, industri juga harus memiliki rencana mitigasi, sehingga tingkat kepemirsaan TV tidak turun. Terlebih, masyarakat saat ini baru bangkit setelah terdampak Covid-19, sehingga waktu yang ada saat ini dioptimalkan untuk sosialisasi TV digital.

“Artinya, kami ingin ini jalan, tapi masyarakat tidak dirugikan, industri juga tetap berjalan. Jadi, punya waktu sedikit ini kami gencarkan saja (sosialisasi), kami ingin ini optimal. Kalau masyarakat kehilangan siaran, kan jadi problem juga,” pungkasnya.

—————————————————-
”Artikel ini bersumber sekaligus hak milik dari website www.jawapos.com. Situs Wargasipil.com adalah media online yang mengumpulkan informasi dari berbagai sumber terpercaya dan menyajikannya dalam satu portal berita online (website aggregator berita). Seluruh informasi yang ditampilkan adalah tanggung jawab penulis (sumber), situs Wargasipil.com tidak mengubah sedikitpun informasi dari sumber.”