Jalan budaya menjadi langkah yang tepat untuk berbicara soal pemulihan dunia
Jakarta (ANTARA) – Kepala Staf Kepresidenan RI Moeldoko mengingatkan peran penting kebudayaan sebagai salah satu jalan untuk pemulihan dunia, sebagai pesan yang tergambar dari Pertemuan Menteri Kebudayaan (Culture Ministers’ Meeting/CMM) G20 yang digelar di kawasan Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, 11-13 September 2022.
“Indonesia mendorong bagaimana budaya ambil bagian dalam pemulihan dunia, sesuai dengan tema presidensi kita, Recover Together, Recover Stronger. Dan togetherness menjadi kunci,” kata Moeldoko dalam keterangan di Jakarta, Selasa.
Moeldoko menilai CMM G20 di Candi Borobudur harus dilihat sebagai sebuah dialog menuju peradaban baru.
Pasalnya, pandemi COVID-19 yang melanda dunia selama lebih dari dua tahun terakhir disebut Moeldoko harus disadari telah melahirkan tatanan peradaban baru dan mendorong munculnya sikap adaptif terhadap perubahan.
“Sehingga jalan budaya menjadi langkah yang tepat untuk berbicara soal pemulihan dunia menuju peradaban baru. Secara bersama, secara bergotong royong,” kata Moeldoko.
Moeldoko memaknai pemilihan Candi Borobudur sebagai lokasi CMM G20 karena kawasan tersebut merupakan warisan budaya dunia serta salah satu dari sekian keajaiban dunia dengan berbagai aspek menarik bukan hanya dari bangunan candinya, tetapi juga ragam masyarakat dan budayanya.
Baca juga: Delegasi G20 diajak Kemendikbudristek sarasehan budaya di Borobudur
Baca juga: Kirab budaya dan rapat raksasa semarakkan kegiatan G20 kebudayaan
Menurut Moeldoko relief yang ada di Candi Borobudur bisa menjadi jendela bagi dunia melihat peradaban satu masa di mana masyarakat bisa hidup harmoni dengan alam semesta.
Sementara masyarakat dan budaya warga Borobudur mencerminkan persimpangan empat peradaban yang membentuk dan melahirkan Candi Borobudur.
“Kita semua bisa belajar praktik hidup berkelanjutan yang ada dalam tradisi Indonesia sebagai jawaban atas tantangan pemulihan masalah kesehatan, ekonomi dan lingkungan,” ujar Moeldoko.
CMM G20 digelar dengan tema Culture for Sustainable Living atau Kebudayaan untuk Bumi Lestari mengusung beberapa agenda pembahasan prioritas seperti peran budaya sebagai enabler dan pendorong pembangunan berkelanjutan serta manfaat ekonomi, sosial, dan lingkungan dari kebijakan berbasis budaya.
Sepanjang CMM G20 turut disajikan sejumlah pertunjukan kebudayaan di kawasan Candi Borobudur dan sekitarnya seperti festival media baru “Indonesia Bertutur”, Orkestra G20, Kirab Budaya, dan Rapat Raksasa (Majelis Umum), yang melibatkan 2.500 seniman, seniman budaya, dan publik Indonesia dan internasional.
Digelar pula Ruwatan Bumi (Ritual Penyembuhan Bumi) yakni kombinasi dari ritual upacara yang disajikan dalam pertunjukan kontemporer melibatkan tetua adat dan kelompok seni berbasis vokal dari berbagai daerah di Indonesia.
Baca juga: Akademisi UMP: Kebudayaan unsur penting dalam kehidupan seluruh dunia
Baca juga: Kemendikbud: Kearifan lokal ajarkan G20 jalankan hidup berkelanjutan
Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Zita Meirina
COPYRIGHT © ANTARA 2022
Artikel ini bersumber dari www.antaranews.com.