wargasipil.com – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Kamis mendesak pihak-pihak bertikai di Sudan untuk membentuk koridor kemanusiaan bagi tenaga kesehatan, pasien, dan ambulans.
Para pihak itu juga didesak untuk menghentikan perang supaya para korban luka bisa mendapatkan bantuan medis.
“Kami meminta semua pihak agar menerapkan jeda kemanusiaan yang berkelanjutan segera mungkin, sehingga mereka yang terjebak akibat pertempuran dapat mencari perlindungan,” kata Direktur Regional WHO untuk Mediterania Timur Ahmed Al-Mandhari saat konferensi pers secara virtual.
Ia menekankan bahwa jeda kemanusiaan penting bagi warga sipil untuk bisa mengakses makanan, minuman, dan obat-obatan, juga bagi korban lukamencari perawatan medis.
Kedua pihak sebelumnya mengatakan akan menaati gencatan senjata selama 24 jam yang akan berlaku mulai Rabu (19/4), namun kesepakatan itu langsung gagal akibat bentrokan.
Mandhari mengatakan koridor kemanusiaan harus dibentuk agar memungkinkan tenaga kesehatan, pasien dan ambulans melakukan mobilitas dengan aman.
Direktur Kedaruratan Regional WHO Richard Brennan mengatakan mengevakuasi secara medis korban luka parah di Sudan “bukan pilihan yang realistis saat ini” karena situasi keamanan yang buruk.
“Mustahil untuk melakukan mobilitas semacam itu,” katanya.
“Kami juga memiliki sumber daya manusia yang sangat terbatas. Sangat mahal untuk melakukan evakuasi medis. Jauh lebih baik jika kami memanfaatkan sumber daya kami yang terbatas untuk menopang rumah sakit dan mendukung staf medis.”
Brennan menambahkan bahwa WHO berencana untuk segera membawakan peralatan medis lebih banyak, termasuk alat-alat operasi darurat, ke Sudan setelah situasi di negara itu kondusif.
Penduduk di Ibu Kota Khartoum pada Kamis melaporkan tembakan senjata berat.
Sementara itu, banyak warga dilaporkan berupaya menyelamatkan diri dari kota yang hampir lumpuh tersebutakibat perang sengit antara militer Sudan dan paramiliter Pasukan Dukungan Cepat (RSF).
Sumber: Reuters