Uni Eropa pada hari Jumat (9/9) mengintensifkan usahanya untuk mengendalikan biaya energi yang meningkat secara dramatis yang dapat membuat jutaan orang menderita kedinginan dan kemiskinan selama musim dingin mendatang, menyusul perang Rusia di Ukraina yang menaikkan harga energi global.
Para menteri energi dari 27 negara anggota berkumpul dalam sebuah pertemuan darurat dan berharap dapat mengatasi perbedaan pandangan tentang berbagai proposal untuk menjaga harga gas dan listrik tetap terjangkau.
Para pejabat mengatakan tidak mungkin para menteri akan menemukan kesepakatan penuh pada hari Jumat, dengan penerapan batas harga gas Rusia sebagai salah satu isu yang paling banyak diperbincangkan.
Mereka kemungkinan akan setuju untuk memberi dukungan likuiditas kepada perusahaan-perusahaan energi untuk menghadapi situasi luar biasa. Mereka kemungkinan juga akan menyetujui langkah-langkah mengenai bagaimana menerapkan pengurangan listrik yang serupa dengan yang telah disepakati pada gas.
“Tidak ada waktu untuk menunggu. Kita harus cepat dan bersatu,” kata Jozelf Sikela, menteri industri Republik Ceko, yang memimpin pertemuan Jumat.
Meskipun ada urgensi, para menteri pada hari Jumat hanya akan memberikan pedoman kepada Komisi Eksekutif, yang akan mempresentasikan proposal tegas untuk negara-negara anggota minggu depan.
Pada saat itu negara-negara anggota akan mengevaluasi kembali proposal itu, dengan harapan keputusan tegas bisa diambil pada awal bulan depan.
Komisi Eropa telah menyerukan pembatasan harga untuk gas alam Rusia dan mencari “kontribusi solidaritas” dari perusahaan-perusahaan minyak dan gas Eropa yang telah memperoleh keuntungan luar biasa dari kenaikan biaya energi.
Krisis energi tidak hanya mengancam rumah tangga tetapi juga industri. Pabrik-pabrik yang memiliki kebutuhan tinggi energi akan terpaksa tutup
Presiden Komisi Uni Eropa Ursula von der Leyen mengatakan Rusia “memeras” Uni Eropa dengan ancamannya untuk mematikan aliran gas ke blok tersebut. Moskow telah memotong pasokan gas sebagian atau seluruhnya ke 13 negara Uni Eropa.
Gas pipa Rusia menyumbang 40 persen dari semua gas yang diimpor ke Eropa sebelum Presiden Vladimir Putin memerintahkan invasi ke Ukraina pada Februari, tetapi sekarang hanya menyumbang sembilan persen.
Komisi percaya Uni Eropa siap menghadapi musim dingin, dengan tingkat penyimpanan gas kolektif sekitar 82 persen, di atas target 80 persen yang ditetapkan untuk akhir Oktober. [ab/uh]
Artikel ini bersumber dari www.voaindonesia.com.