Teknologi Pendeteksi Senjata jadi Upaya Cegah Penembakan Massal di AS

Teknologi Pendeteksi Senjata jadi Upaya Cegah Penembakan Massal di AS

Kekerasan senjata di Amerika telah mencapai proporsi epidemi. Hal ini membuat warga ketakutan dan membuat banyak warga Amerika muak. Sementara pendapat warga di Amerika mengenai hak-hak senjata dan undang-undang kontrol senjata terbagi, penembakan massal baru-baru ini di sebuah sekolah, supermarket, dan pawai komunitas telah menyoroti beberapa teknologi yang dapat membantu mengurangi kematian akibat senjata.

Teknologi Pendeteksi Senjata jadi Upaya Cegah Penembakan Massal di AS

Para anggota keluarga berpelukan dan menunggu anak-anak mereka di luar perpustakaan Cleveland Park setelah terjadi penembakan di dekan sekolah dasar Edmund Burke di Washington, D.C., 22 April 2022 (dok: REUTERS/Evelyn Hockstein)

Mike Lahiff adalah CEO ZeroEyes, sebuah perusahaan analisis video yang menjual perangkat lunak dengan kecerdasan buatan, yang dapat bekerja dengan kamera keamanan yang ada, untuk mendeteksi senjata.

“Tidak lama setelah terjadi penembakan di sekolah Parkland, sekolah putri saya mulai melakukan pelatihan lockdown dan pelatihan untuk menghadapi penembakan aktif. Putri saya pulang ke rumah dan merasa kesal. Cukup sudah. Harus ada tindakan yang dilakukan, ” kata Mike Lahiff kepada VOA.

Kejadian itu memunculkan sebuah ide.

“Saya melihat orang-orang melakukan teknologi pengenalan wajah dan saya berpikir, ‘Bagaimana jika kita menggunakan kamera keamanan yang ada untuk mendeteksi senjata?'” ujar Mike Lahiff.

Perusahaan Mike yaitu ZeroEyes, mengembangkan perangkat lunak pendeteksi senjata yang menggunakan kecerdasan buatan untuk menganalisis data dari kamera keamanan yang ada untuk mencari senjata.

Setelah perangkat lunak mendeteksi adanya senjata peringatan lalu dikirim ke pusat operasi ZeroEyes yang berada di luar kota Philadelphia, yang memiliki karyawan yang berkerja 24 jam setiap harinya, selama 365 hari dengan para veteran.

Mereka dapat melihatnya dan memeriksa apakah itu benar-benar senjata atau bukan. Jika yang terdeteksi adalah senjata, mereka lalu mengirim peringatan kepada klien mereka, dan secara bersamaan akan memberi peringatan ke nomor pusat panggilan darurat 9-1-1.

Mereka lalu bisa mendapat gambaran si penembak, jenis senjata yang dipegang dan posisi si penembak.

“Jenis intel yang dapat ditindaklanjuti itu sangat penting dalam situasi ini untuk mengurangi waktu respons,” jelas Mike Lahiff.

Para penyelidik tengah bekerja di luar sekolah dasar Robb di Uvalde, Texas, 25 Mei 2022, setelah terjadi penembakan yang menewaskan 19 murid dan 2 guru. (AP Photo/Jae C. Hong)

Para penyelidik tengah bekerja di luar sekolah dasar Robb di Uvalde, Texas, 25 Mei 2022, setelah terjadi penembakan yang menewaskan 19 murid dan 2 guru. (AP Photo/Jae C. Hong)

SMA Rancocas Valley Regional di New Jersey adalah yang pertama mengimplementasikan perangkat lunak tersebut.

“Kegunaan ZeroEyes sungguh membuka mata kami, khususnya ketika kami melakukan pelatihan untuk menghadapi penembakan aktif dengan menggunakan teknologi ini,” kata Christopher Heilig, superintenden SMA Rancocas Valley Regional melalui Skype kepada VOA.

Sekolahnya melakukan pelatihan untuk menghadapi penembakan aktif yang berhasil mendeteksi orang yang bersenjata dalam waktu sekitar 90 detik, separuh waktu yang dibutuhkan dalam latihan yang sama tanpa menggunakan teknologi ZeroEyes.

“Dalam situasi seperti ini, yang terpenting adalah bagaimana caranya untuk meminimalkan waktu, yang berarti dapat meminimalkan jumlah korban,” tambah Christopher Heilig.

Warga dievakuasi saat mendapat laporan adanya penembakan aktif di dekat sekolah dasar Edmund Burke di daerah Cleveland Park, Washington, D.C. 22 April 2022 (dok: REUTERS/Evelyn Hockstein)

Warga dievakuasi saat mendapat laporan adanya penembakan aktif di dekat sekolah dasar Edmund Burke di daerah Cleveland Park, Washington, D.C. 22 April 2022 (dok: REUTERS/Evelyn Hockstein)

Untuk tempat umum yang besar, beberapa telah beralih ke Evolve Technology, yang memiliki pemindai yang menggunakan sensor gelombang milimeter dan teknologi lain, yang dapat mendeteksi senjata api dan senjata lainnya dengan cepat, sehingga memungkinkan ribuan orang memasuki suatu ruangan, dengan gangguan minimal

“Kami menggunakan teknologi canggih seperti kecerdasan buatan untuk menemukan dan membedakan antara ponsel dan senjata api. Misalnya, barang-barang yang biasa Anda bawa, dan sesuatu yang benar-benar mengancam,” jelas Peter George, presiden sekaligus CEO dari perusahaan Evolve Technology saat dihubungi VOA melalui Skype.

Ada lebih dari 300 penembakan massal di Amerika Serikat sepanjang tahun ini. Meskipun teknologi ini tidak dapat menjamin pencegahan akan adanya lebih banyak penembakan, namun merupakan salah satu upaya untuk menjaga agar ruang publik tetap aman. [di/jm]

Artikel ini bersumber dari www.voaindonesia.com.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *