wargasipil.com – Panic buying atau perilaku pembelian secara berlebihan terhadap sesuatu, dialami oleh kurang lebih satu juta penduduk di Penang dan Kedahan, Malaysia beberapa pekan ini. Masyarakat mulai menyerbut supermarket untuk memborong air mineral .
Momen aksi panic buying masyarakat Malaysia ini beredar luas di TikTok dan media sosial lain seperti Twitter dan Instagram. Namun video panic buying pertama kali diungkap akun TikTok @finazeffendy76.
Dalam video yang diunggah, akun TikTok tersebut memperlihatkan kondisi panic buying di Aeon mall Penang , Malaysia . Terlihat sejumlah warga memborong air mineral hingga memenuhi keranjang supermarket .
Adapula yang membeli hingga berkarton-karton air mineral karena takut kehabisan stok air minum. Kondisi ini sudah terjadi selama lebih dari sepekan.
Melansir laman The Star, warga Penang dan sekitarnya mulai khawatir setelah terjadi gangguan air karena jarang terjadi hujan dan bendungan mulai mengering pada 16 Mei 2023 kemarin. Sistem distribusi air terganggu sejak 15 Mei 2023 malam.
Meski dalam 24 jam air sudah mulai bisa diakses, namun hal itu sudah terlanjur menghambat aktivitas warga. Sejumlah pedagang memilih tak berjualan lantaran tak bisa menyiapkan bahan.
Selama ini wilayah Penang dan sekitarnya mengandalkan pasokan air dari Sungai Muda. Namun saat terjadi gangguan, sejumlah bendungan tak bisa mengisi air hingga 100 persen.
Berdasarkan laporan pihak terkait, Bendungan Ayer Itam hanya terisi 39,8 persen, Bendungan Teluk Bahang terisi 46,2 persen. Sedangkan Bendungan Mengkuang yang biasanya terisi hingga 90 persen, saat gangguan hanya terisi 88,2 persen.
Saat krisis air terjadi, Ketua Menteri Penang Chow Kon Yeow meminta warga Penang untuk menghemat air pada Minggu, 14 Mei 2023 lalu. Dia juga menyebutkan bahwa pasokan air di Bendungan Ayer Itam hanya bisa dimanfaatkan warga untuk 120 hari lagi.
Sontak saja hal itu membuat warga Penang dan sekitarnya merasa perlu untuk menyetok banyak air mineral demi kehidupan mereka. Apalagi menurut data, penggunaan air di wilayah tersebut melonjak drastis.
“Penggunaan air harian per kapita Penang melonjak hingga di atas 300 liter tahun lalu, tertinggi di negara ini. Tarif harus dinaikkan untuk mengendalikan pemborosan air,” ujar Dr Chan Ngai Weng, Presiden Penang Water Watch.
Chan menyebut permasalahan yang terjadi disebabkan karena sensor eror yang menyebabkan gerbang bendungan di Sungai Muda terbuka. Padahal seharusnya ada peringatan otomatis saat gerbang bendungan terbuka.***