‘Saudagar Kematian’ dari Rusia Kembali Jadi Sorotan

‘Saudagar Kematian’ dari Rusia Kembali Jadi Sorotan

Seorang pedagang senjata Rusia yang dijuluki “Saudagar Kematian” dan pernah menjadi inspirasi film Hollywood kembali mendapat soroton, menyusul beredarnya berita bahwa ia akan kembali ke Moskow melalui pertukaran tahanan.

Beberapa laporan menyebutkan, Viktor Bout (55), kemungkinan akan dipertukarkan dengan bintang WBNA Brittney Griner dan mantan marinir AS Paul Whelan yang kini ditahan di Rusia.

Pedagang senjata karismatik yang telah dipenjarakan AS selama lebih dari satu dekade ini disebut-sebut terlibat dalam penjualan senjata yang memicu beberapa konflik terburuk di dunia.

Film Nicolas Cage yang dirilis tahun 2005, “Lord of War” merupakan hasil interpretasi bebas penggalan kisah hidup Bout, mantan perwira Angkatan Udara Soviet yang konon mendapatkan ketenaran dengan memasok senjata untuk perang saudara di Amerika Selatan, Timur Tengah dan Afrika.

‘Saudagar Kematian’ dari Rusia Kembali Jadi Sorotan

FILE – Tersangka perdagangan senjata Rusia Viktor Bout (tengah), dikawal ketat oleh petugas DEA dalam penerbangan dari Bangkok ke New York, 16 November 2010, disediakan oleh (DEA), (AP/ Drug Enforcement Administration (DEA))

Para kliennya termasuk Charles Taylor dari Liberia, mendiang pemimpin Libya Moammar Gaddafi dan kedua belah pihak yang terlibat dalam perang saudara di Angola.

Shira A. Scheindlin, mantan hakim federal Kota New York yang menghukum Bout sebelum kembali ke praktik hukum swasta, termasuk yang tidak kecewa dengan kemungkinan pembebasan Bout lewat pertukaran tahanan.

“Ia telah cukup lama dihukum untuk apa yang dia lakukan dalam kasus ini,” kata Scheindlin dalam sebuah wawancara. Ia mengungkapkan, Bout, seorang vegetarian dan penggemar musik klasik yang mampu berbicara dalam enam bahasa, telah menjalani hukuman lebih dari 11 tahun di penjara AS.

Bout divonis pada 2011 atas tuduhan terorisme. Jaksa mengatakan ia siap untuk menjual senjata hingga senilai $20 juta, termasuk rudal darat-ke-udara, untuk menembak jatuh helikopter-helikopter AS. Ketika mereka membuat klaim itu pada sidang penjatuhan hukumannya pada tahun 2012, Bout berteriak: “Itu bohong!”
Bout bersikeras menyatakan dirinya tidak bersalah, mengatakan bahwa ia adalah pengusaha yang sah dan tidak menjual senjata. Ia mendapat banyak dukungan dari pejabat tinggi Rusia sejak ia pertama kali ditangkap. Seorang anggota parlemen Rusia bahkan bersaksi ketika Bout sedang berjuang melawan ekstradisi dari Thailand ke AS. [ab/uh]

Artikel ini bersumber dari www.voaindonesia.com.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *