PM Spanyol: Tak ada yang inginkan fragmentasi ekonomi atau perang

PM Spanyol: Tak ada yang inginkan fragmentasi ekonomi atau perang

PM Spanyol: Tak ada yang inginkan fragmentasi ekonomi atau perang

wargasipil.com – Setibanya di China pada Kamis, Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez membela kerja sama internasional seputar perdagangan, perubahan iklim, dan perang di Ukraina.

“Sudut pandang kami mungkin berbeda dalam beberapa hal, tetapi kami harus terus membangun hubungan dan rasa saling percaya,” kata Sanchez dalam pidatonya di Forum Boao untuk Asia di Pulau Hainan, China.

Pada Jumat (31/3), Sanchez akan menjadi pemimpin Eropa ketiga yang mengunjungi Presiden China Xi Jinping sejak pandemi, setelah Kanselir Jerman dan Presiden Dewan Eropa akhir tahun lalu.

Sebelum kunjungannya, Sanchez mengatakan perang di Ukraina akan menjadi fokus pembicaraannya dengan Xi.

“Penting untuk memahami secara langsung posisinya tentang perdamaian di Ukraina dan memberi tahu dia bahwa rakyat Ukraina-lah yang akan membangun kondisi perdamaian,” katanya pada media minggu lalu.

Namun, retorika Sanchezdi Forum Boao bernada lebih netral dan kooperatif.

Dia mengatakan kepada hadirin bahwa ia bertemu dengan lebih dari 40 pemimpin global minggu lalu di KTT Ibero-Amerika dan pertemuan Dewan Eropa.

“Dalam setiap pertemuan, saya mendengar keinginan yang sama untuk perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran. Tidak ada yang menginginkan fragmentasi ekonomi atau perang,” katanya.

Ia mencela proteksionisme ekonomi dan “agresi brutal dan ilegal di Ukraina” oleh Rusia, dan menyerukan lebih banyak kerja sama seputar masalah global.

“Kita harus menyamakan kedudukan dan menjamin timbal balik di antara para mitra. Ini berarti membuka ke TImur, jadi Barat tidak harus menutup diri,” kata Sanchez.

Pemimpin Partai Sosialis Spanyol tersebut juga menjelaskan bahwa negaranya sebagai “salah satu tempat terbaik di Eropa untuk berinvestasi dan melakukan bisnis”, seraya menggembar-gemborkan posisi geopolitik dan energi hijau Spanyol.

Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen akan melakukan perjalanan ke Beijing pada awal April.

Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell juga mengatakan bahwa ia akan segera mengunjungi China.

Sumber: Anadolu